Selasa 07 Aug 2012 13:59 WIB

Ethiopia, Negeri Penyelamat Para Sahabat (2)

Rep: Heri Ruslan/ Red: Chairul Akhmad
  Masjid Kayu di Danakil, Ethiopia.
Foto: flickr.com
Masjid Kayu di Danakil, Ethiopia.

REPUBLIKA.CO.ID, Rasulullah SAW lalu memerintahkan umat Muslim untuk kembali ke Ethiopia untuk yang kedua kalinya.

Jumlah sahabat yang hijrah pada gelombang kedua itu terdiri dari 80 sahabat. Rasulullah pun berpesan kepada para sahabat untuk menghormati dan menjaga Ethiopia.

Orang kafir Quraisy lalu mengirimkan utusannya, Amr bin Ash dan Imarah bin Walid menghadap Raja Ethiopia. Keduanya meminta agar Raja Najasyi mengusir umat Islam dari tanah Ethiopia.

Permintaan orang kafir Quraisy itu ditolak Raja Ethiopia dan para sahabat tetap tinggal di negeri itu hingga Rasulullah SAW hijrah ke Madinah.

Tak semua sahabat kembali berkumpul dengan Rasulullah SAW, sebagian di antara mereka memutuskan untuk menetap di Ethiopia. Mereka lalu menyebarkan agama Islam di wilayah Timur ‘benua Hitam’ itu.

Perlahan namun pasti agama Islam pun mulai berkembang di Ethiopia. Pada mulanya, Islam berkembang di wilayah pesisir selatan Afrika, khususnya dari Somalia. Setelah itu, banyak penduduk Ethiopia yang memutuskan untuk memeluk agama Islam.

Berkembang pesatnya agama Islam di Ethiopia tak berjalan mulus dan mendapatkan perlawanan dari Umat Nasrani yang berada di wilayah utara Ethiopia seperti Amhara, Tigray, serta Oromo.

Meskipun orang-orang Oromo sehari-hari mempraktikkan tradisi Waaqa yang dipengaruhi budaya Islam, kenyataannya mereka tak suka Islam berkembang di Ethiopia.

Sejarawan Ulrich Braukamper berkomentar, “Ekspansi yang dilakukan orang non-Muslim Oromo yang dilakukan selama berabad-abad di wilayah selatan Ethiopia bertujuan untuk menghapuskan Islam dari kawasan itu.”

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement