REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyerukan umat Islam di Indonesia meningkatkan kesetiakawanan sosial dan kepedulian terhadap umat Islam di Palestina dan Rohingya di Myanmar, yang saat ini tengah mengalami kehidupan berat.
Kepala Negara mengungkapkan hal itu saat memberikan sambutan dalam acara peringatan Nuzulul Quran tingkat nasional di Istana Negara, Selasa malam.
"Mari kita tingkatkan sikap sosial kesetiakawanan kita, dan kepedulian kemanusiaan kepada kaum Muslimin yang sedang menjalani kehidupan yang berat di Palestina dan Rohingya di Myanmar dengan itu kita akan menjadi bangsa yang maju, terhormat dan bermartabat," kata Presiden.
Presiden Yudhoyono juga menyerukan umat Islam untuk kembali kepada Al-Quran yang utuh, meningkatkan keimanan dan ketaqwaan dan menjauhkan diri dari kejahatan dan kemungkaran. Al- Quran tidak hanya berisi akidah, hikmah dan petunjuk antara yang hak dan batil, tetapi juga luasnya ilmu iptek, kata Presiden.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden juga kembali menyatakan perlunya mengembangkan lima hal yang ia sampaikan sebelumnya dalam buka puasa bersama dengan kalangan pers. Kelima hal tersebut, pertama, perlunya mengembangkan daya pikir dan daya nalar. Kedua, pengembangan nilai-nilai demokrasi.
Ketiga mengembangkan nilai kerukunan, kebersamaan dan toleransi. Keempat patriotisme dan nasionalisme yang positif. Kelima kepatuhan kepada pranata hukum.
Menteri Agama Suryadharma Ali dalam sambutannya mengatakan, semangat Al-Quran harus memiliki nilai-nilai dalam kehidupan umat. "Dalam ekspresi keimanan, perlu didukung secara penuh oleh semua komponen bangsa yang semakin maju, modern dan bermartabat," katanya.