Rabu 08 Aug 2012 19:59 WIB

Fatwa Qardhawi: Hukum Ramalan Bintang (3)

Rep: Hannan Putra/ Red: Chairul Akhmad
 Simbol-simbol astrologi.
Foto: blog.myjewelrybox.com
Simbol-simbol astrologi.

REPUBLIKA.CO.ID, Allah juga berfirman, "(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang gaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorang pun tentang yang gaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya." (QS. Al-Jin: 26-27).

Dalam ayat ini Allah menyifati diri-Nya bahwa hanya Dia yang mengetahui perkara gaib. Allah SWT tidak memperlihatkan yang gaib ini kepada seorang pun dari makhluk-Nya kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya (untuk mengetahuinya).

Sedangkan Dia memperlihatkan sesuatu yang gaib kepada rasul itu sesuai dengan kehendak dan kebijaksanaan-Nya.

Disamping itu, dalam hadis-hadis Rasulullah SAW disebutkan, "Barangsiapa yang datang kepada tukang ramal (ahli nujum), lalu ia menanyakan sesuatu kepadanya, maka shalatnya tidak diterima selama empat puluh malam.”

"Barangsiapa yang datang kepada dukun ramal, kemudian dia membenarkan apa yang dikatakannya, maka sesungguhnya dia telah kufur kepada apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.”

"Barangsiapa yang datang kepada tukang ramal, tukang sihir, atau kepada dukun, kemudian memercayai apa yang dikatakannya, maka sesungguhnya dia telah kufur kepada apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.”

Tukang ramal, tukang tenung, dukun, ahli nujum, semuanya tergolong satu "rumpun”, yaitu orang-orang yang mengaku dirinya mengetahui perkara gaib dan kemudaratan-kemudaratan melalui jin, ramalan bintang, dan lain-lainnya.

Banyak bangsa di dunia ini yang mempunyai kepercayaan kepada bintang-bintang beserta pengaruhnya terhadap berbagai peristiwa di alam ini, sehingga sebagian dari mereka menyembahnya atau mempersekutukan Allah Ta’ala dengannya.

Ada pula di antara mereka yang tidak menyembahnya secara terang-terangan, tetapi mereka mensakralkannya sehingga menjadikannya seperti sembahan.

Maka di antara sisanya ialah masih adanya kepercayaan bahwa segala peristiwa yang terjadi di bumi kita ini ada hubungannya dengan bintang-bintang di langit, baik peristiwa yang baik maupun yang buruk.

Mereka mengatakan bahwa keberuntungan dan nasib buruk, kesenangan dan kesedihan, mahal dan murahnya harga, damai dan perang, semuanya berkaitan dengan gerak tata surya dan peredaran bintang-bintang.

sumber : Fatawa Al-Qardhawi
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement