Kamis 09 Aug 2012 02:49 WIB

Diserbu Militer Mesir, 20 Gerilyawan Sinai Tewas

Kendaraan tempur militer mesir buatan Amerika
Foto: dw world
Kendaraan tempur militer mesir buatan Amerika

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Militer Mesir mengumumkan, Rabu, operasi menumpas gerilyawan di Sinai "berhasil sepenuhnya dan akan dilanjutkan".

Pengumuman itu disampaikan setelah televisi pemerintah melaporkan bahwa 20 militan tewas dalam serangan-serangan udara yang dilakukan militer.

"Pada Selasa malam, unsur-unsur dari angkatan bersenjata dan kementerian dalam negeri yang didukung oleh angkatan udara memulai rencana memulihkan keamanan dangan memburu dan menyerang unsur-unsur teroris bersenjata di Sinai, dan mereka menyelesaikan tugas ini dengan keberhasilan penuh," kata militer dalam sebuah pernyataan.

Militer akan "terus melaksanakan rencana ini", kata pernyataan itu. Televisi pemerintah dan seorang pejabat militer di Sinai melaporkan, 20 militan tewas dalam serangan-serangan helikopter pada Rabu fajar, sebagai pembalasan atas serangan yang menewaskan 16 prajurit Mesir di dekat perbatasan dengan Israel pada Minggu.

Sementara itu, Israel memuji operasi militer Mesir di Sinai utara pada Rabu untuk memburu dan menumpas militan. "Satu-satunya pihak yang bertanggung jawab atas Sinai adalah Mesir, dan Mesir akan melakukan segala sesuatu dengan kekuatannya untuk menangani teror.

Keberhasilannya akan mencegah serangan yang lebih besar," kata Amos Gilad, seorang pejabat tinggi Kementerian Pertahanan Israel, kepada radio pemerintah.

Pemimpin Hamas di Jalur Gaza, Ismail Haniya, hari Senin menuduh Israel mendalangi serangan terhadap pos perbatasan Mesir itu.

"Israel bertanggung jawab, dengan satu cara atau yang lain, atas serangan ini guna mempermalukan kepemimpinan Mesir dan menciptakan masalah baru di perbatasan untuk menghancurkan upaya-upaya mengakhiri pengepungan (Israel) atas Jalur Gaza," kata Haniya.

"Tidak ada orang Palestina yang ingin membunuh seseorang di Mesir. Setiap serangan terhadap keamanan Mesir juga merupakan serangan terhadap keamanan Palestina," katanya dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan setelah pertemuan darurat pemerintah Hamas.

"Kami meminta Mesir membahas semua masalah terkait dengan kepentingan timbal-balik antara Mesir dan Palestina," kata Haniya.

Mesir mengatakan, 35 orang bersenjata yang mengenakan pakaian suku Badui hari Minggu memberondongkan tembakan ke arah pasukan penjaga perbatasan sebelum menyeberang ke Israel dengan sebuah kendaraan lapis baja. Israel mengatakan, lima orang bersenjata tewas di sisi perbatasannya.

Juga Senin, Hamas menyatakan, pasukan keamanannya dalam keadaan siaga penuh di Jalur Gaza setelah militer Mesir berjanji membalas pembunuhan 16 prajuritnya oleh orang-orang bersenjata di dekat perbatasan Israel.

Kantor Berita Mesir MENA mengatakan, kelompok orang bersenjata itu datang dari Gaza ke Sinai melalui terowongan, namun Hamas membantah gagasan bahwa militan dari dalam wilayahnya terlibat dalam serangan tersebut.

Sebelum serangan yang menewaskan 16 prajurit Mesir itu, seorang pria Palestina tewas dan seorang lagi cedera dalam serangan pesawat tak berawak Israel di daerah Rafah, Jalur Gaza.

Kedua korban sedang naik sepeda-motor ketika mereka diserang, kata para saksi.

Sumber-sumber Palestina menyebut korban yang tewas sebagai Eid Hijazi (23), anggota kelompok pejuang Komite Perlawanan Rakyat.

Militer Israel dalam sebuah pernyataan mengkonfirmasi serangan itu dan menyebut korban yang cedera sebagai Ahmed Said Ismail, yang "termasuk diantara mereka yang bertanggung jawab atas pelaksanaan serangan teror di dekat perbatasan Israel-Mesir yang menewaskan seorang warga sipil Israel pada 18 Juni 2012".

Serangan itu mengarah pada bentrokan besar terakhir di sekitar Gaza, dimana pejuang Palestina menembakkan puluhan roket ke negara Yahudi tersebut dan Israel melancarkan serangan-serangan udara ke Gaza yang menewaskan 15 orang Palestina.

Militer Israel mengatakan bahwa Said, Hijazi dan "beberapa anggota lain Jihad Global beroperasi untuk melaksanakan serangan teror terhadap warga sipil Israel melalui perbatasan Mesir-Israel".

Pada 18 Agustus 2011, sejumlah orang besenjata melancarkan serangan terkoordinasi di Israel selatan yang menewaskan delapan orang.

Para pejabat Israel mengatakan, pelaku serangan itu berasal dari Jalur Gaza dan menyeberang ke wilayahnya dekat kota pesisir Laut Merah Eilat melalui Semenanjung Sinai Mesir.

Lima personel keamanan Mesir dan tujuh orang bersenjata juga tewas dalam kekerasan pada hari itu.

Suasana memanas antara Hamas dan Israel sejak serangan lintas-batas itu. Sejumlah orang Palestina tewas dalam gempuran-gempuran udara Israel ke Gaza setelah itu.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement