Jumat 10 Aug 2012 03:31 WIB

Bioreeftek, Teknologi Hijau untuk Menyelamatkan Terumbu Karang

Wakatobi terumbu karang
Wakatobi terumbu karang

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ekosistem terumbu karang di Indonesia terus mendapatkan tekanan akibat praktik penangkapan ikan yang tidak lestari dan perubahan suhu air akibat pemanasan global.

Laju kerusakan terumbu karang di berbagai perairan Tanah Air semakin pesat terjadi, dengan taksiran terumbu karang yang masih dalam kondisi baik hanya 6,2 persen dari total 60.000 km persegi, kata Eghbert Elvan Ampou, M.Sc, salah seorang peneliti yang terlibat dalam riset Bioreeftek, di Jakarta, Kamis.

Kondisi ini membuat para peneliti Indonesia berupaya untuk merehabilitasi ekosistem terumbu karang, agar kembali menjadi surga tempat tinggal para ikan--yang menjadi salah satu sumber pangan manusia.

"Sejak tahun 2008 kami mengembangkan Bioreeftek, teknologi hijau yang memanfaatkan tempurung kelapa sebagai bahan alami tempat menempelnya hewan atau larva planula karang individu baru," katanya.

Menurut Elvan, pemanfaatan tempurung kelapa sebagai bahan utama metode perekrutan hewan karang adalah pilihan yang sangat strategis.

"Karena tempurung kelapa sangat melimpah di Indonesia dan biaya penerapan teknologi ini jauh lebih murah daripada berbagai teknik lain yang pernah dikembangkan," kata peneliti yang tergabung dalam Balai Riset dan Observasi Laut (BROL) Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan itu.

Sebelum Bioreeftek, terdapat berbagai media yang digunakan untuk memulihkan ekosistem terumbu karang. Di antaranya ReefBall (terbuat dari rangka semen), Hexadome (dari rangka besi dan semen), Biorock (dari Besi/stainless yg dialiri listrik searah, menggunakan tenaga surya), dan Coral Rubble (yang dikumpul dan dimasukkan dalam jaring sebagai media).

Bioreeftek memanfaatkan teknologi yang tergolong sederhana. Langkah awal adalah dengan memotong tempurung kelapa dengan menggunakan gurinda dan dilubangi kedua ujungnya agar bisa dimasukkan batang alumunium.

Tempurung yang telah dipotong kemudian diisi dengan semen agar tempurung lebih kuat. Lalu cetak semen menjadi bentuk balok dengan ukuran 45x35x3 cm atau fleksibel sesuai kebutuhan. Letakkan pipa alumunium sedemikian rupa sehingga pipa tegak lurus dengan cetakan semen.

Setelah cetakan semen siap dan kuat, masukkan tempurung kelapa ke dalam pipa alumunium secara teratur. Ikat bagian atas pipa dengan menggunakan kabel agar tempurung tidak lepas dari pipa.

Media Bioreeftek yang telah siap kemudian diletakkan di perairan yang kondisi terumbu karangnya baik, agar larva planula karang cepat menempel pada media tempurung kelapa dengan kedalaman 5-10 meter.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement