REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menyeru masyarakat internasional untuk menemukan dasar bersama guna menangani krisis Suriah. Tujuannya agar bisa membantu negeri itu mengakhiri kerusuhan dan memulai proses politik, kata Juru Bicara Ban, Martin Nesirky, Kamis (9/8), seperti dilansir Xinhua, Jumat (10/8).
Di dalam pesan yang dikirim kepada pertemuan konsultatif mengenai Suriah yang diselenggarakan pada Kamis di Teheran, Iran, Ban mengatakan komunike Jenewa yang disepakati oleh pertemuan Kelompok Aksi negara besar dunia pada 30 Juni mesti membawa Suriah mewujudkan demokrasi dan pluralisme. Namun tak ada tindak lanjut sejak itu.
Kini masyarakat internasional harus kembali menemukan dasar bersama, kata Ban. Pekerjaan penting yang telah dilaksanakan utusan khusus bersama PBB-Liga Arab Kofi Annan harus dilanjutkan, kata Ban, di dalam pesan yang disampaikan oleh Consuelo Vidal-Bruce, koordinator negara asing di Iran.
"Ada kepentingan bersama yang jelas di kalangan negara regional dan internasional dalam suatu peralihan politik," katanya. Ban menyeru semua negara yang memiliki pengaruh atas para pelaku di lapangan di Suriah untuk melakukan upaya kolektif guna menekan semua pihak bahwa penyelesaian politik itu penting.
Ia mendesak pemerintah Suriah agar lebih dulu bertindak untuk melaksanakan peralihan politik, dan mengatakan sikap keras kepala dan penolakannya untuk melaksanakan rencana perdamaian enam pasal telah menjadi penghalang terbesar bagi proses politik damai.
"Yang paling penting dan mendesak, semua pihak harus melindungi warga sipil dan mematuhi kewajiban berdasarkan hukum internasional kemanusiaan dan hak asasi manusia," kata Ban. Pertemuan Teheran dihadiri oleh wakil dari lebih 20 negara.