Sabtu 11 Aug 2012 22:30 WIB

PT Pusri Ganti Alihkan Bahan Bakar Gas ke Batu Bara

Para pekerja PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri)
Para pekerja PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri)

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- PT Pupuk Sriwijaya Palembang segera mengganti sumber energi pembangkit listrik untuk kegiatan operasional pabrik. Penggantian dilakukan dari bahan bakar gas ke energi batu bara.

"Penggantian pembangkit tersebut dilakukan sebagai langkah efisiensi penggunaan gas yang akan difokuskan hanya untuk memproduksi pupuk urea dan amoniak," kata General Manajer Umum Reza Esfan.

Proyek penggantian pembangkit gas ke batu bara itu sekarang ini sedang dipersiapkan proses administrasi dan diharapkan bisa dimulai pada 2012. Selain pembangkit batu bara, pada tahun ini juga akan dijalankan tiga proyek pengembangan lainnya yakni pembangunan kapal pengangkut pupuk urea untuk mengantisipasi pendangkalan Sungai Musi.

"Kemudian proyek penggantian kapal pengangkut amoniak Sultan Mahmud Badaruddin II yang sudah kurang layak operasional lagi, serta merevitalisasi pabrik pupuk urea paling tua di dunia yang dibangun pada 1974," kata Reza.

Dia menjelaskan, manajemen perusahaan pupuk itu memutuskan merivitalisasi atau memperbarui satu dari empat pabrik tua yang dimiliki sekarang ini, karena dinilai sudah kurang efisien dari sisi bisnis.

Revitalisasi pabrik pupuk yang lokasinya tetap di komplek kantor pusat Jalan Mayor Zen Palembang, pembangunannya direncanakan dimulai bertepatan hari jadi perusahaan pada 24 Desember 2012, ujar General Manajer Umum itu.

Sebelumnya Manager Humas perusahaan pupuk itu Masriza Ali menjelaskan, semua pabrik urea di Palembang sekarang ini kondisinya memprihatinkan karena sudah berusia tua. Pabrik yang usianya relatif paling muda adalah pabrik yang dibangun pada 1994.

"Keempat pabrik yang dimiliki perusahaan pupuk itu saat ini kondisinya sudah tua, rata-rata usianya 35 tahun ke atas sedangkan idealnya usia pabrik pupuk maksimal 20 tahun," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement