REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Memasuki H-7 Lebaran Idul Fitri 1433 H, arus mudik mulai terasa di Tasikmalaya. Hal tersebut mulai terlihat di Terminal Indihiang dan Stasiun Tasikmalaya. Di kedua tempat tersebut terjadi peningkatan aktivitas baik keberangkatan maupun kedatangan para pemudik.
Di Terminal Indihiang, Kota Tasikmalaya aktivitas pemudik mulai terlihat sejak pagi, baik pemudik yang akan berangkat dari terminal maupun yang baru datang di Tasikmalaya. Tampak pemudik membawa barang-barang berupa tas dan kardus. Di selasar dan ruang tunggu, juga tampak pemudik yang sedang duduk beristirahat, di depannya terdapat tumpukan kardus yang akan dibawa mudik.
Salah seorang pemudik yang baru tiba dari Jakarta, Yuni (34 tahun) menuturkan, dirinya memilih mudik lebih awal agar tidak terkena kemacetan, sehingga waktunya tidak habis di jalan. "Sengaja pulang sekarang, soalnya takut macet padat, terutama di Nagrek dan Gentong. Capek di jalan kalau macet, apalagi waktu terbuang," ujar karyawan salah satu perusahaan swasta tersebut saat ditemui di Terminal Indihiang, Ahad (12/8).
Menurut Kepala Bidang Angkutan Dishubkominfo Kota Tasikmalaya, Yono, mengatakan aktivitas di terminal H-7 memang sudah mulai terasa, namun masih dalam kondisi normal, belum terlihat kepadatan yang berarti. "Secara angka pasti saya belum tahu, karena akan direkap pada sore hari. Untuk puncak kedatangan diperkirakan H-3," ujarnya.
Sementara itu di Stasiun Tasikmalaya, mobilitas penumpang juga mulai mengalami peningkatan. Kepala Stasiun Tasikmalaya, Agus Laksana Susanto, menuturkan peningkatan kedatangan dan keberangkatan di Stasiun Tasikmalaya pada H-7 sebesar 10 persen.
"Pada tahun sebelumnya H-7 sudah mulai terasa peningkatan sigifikan, namun untuk saat ini berkurang dari tahun sebelumnya seiring dengan berkurangnya penumpang karena tiket disesuaikan dengan tempat duduk," kata Agus.