REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI - Dua gempa bumi, Sabtu (11/8) menewaskan 250 orang dan melukai 1.800 lainnya di barat laut Iran. Hingga Ahad (12/8) siang, korban dilaporkan telah mencapai 250 orang.
Gempa melanda provinsi Azerbaijan Timur, daerah pegunungan dekat Azerbaijan. Ia juga melanda Armenia hingga ke selatan, yang sebagian besar dihuni etnis Azeri, salah satu minoritas penting di Iran.
Hingga Ahad, staf medis terus berusaha keras menyelamatkan nyawa korban. Ribuan orang kini menghuni kamp-kamp darurat dan memilih tidur di jalan-jalan setelah terjadi sedikitnya 10 gempa susulan, dari 40 yang diperkirakan.
Menurut Survei Geologi AS, gempa pertama berskala 6,4 SR dan melanda 60 kilometer (37 mil) timur laut Kota Tabriz pada kedalaman 9,9 kilometer (6,2 mil). Lalu, gempa berkekuatan 6,3 SR melanda 49 kilometer (30 mil) wilayah timur lautTabriz, dekat Kota Varzaghan, 11 menit kemudian pada kedalaman yang sama.
"Gempa itu begitu kuat hingga rang-orang berhamburan memenuhi jalan karena ketakutan," kata kantor berita Fars, dikutip Reuters. Deputi Menteri Dalam Negeri Hassan Ghadami mengatakan, 250 orang tewas dalam musibah tersebut dan sekitar 1.800 orang terluka.
Seorang pejabat setempat mengatakan kepada Kantor Berita Mahasiswa Iran (ISNA), korban luka mencapai 2.000 orang. Musibah tersebut menghancurkan enam desa, sementara 60 desa lainnya bertahan dengan kerusakan lebih dari 50 persen, sebagaimana dilaporkan media Iran.
Ghadami mengatakan, total 110 desa rusak akibat gempa tersebut.Seorang pejabat provinsi Bahram Samadirad mengatakan, korban diperkirakan akan terus meningkat. Hal itu dikarenakan sejumlah korban luka berada dalam kondisi kritis. Ditambah, sebagian korban lain yang masih terperangkap di bawah reruntuhan belum dapat dicapai hingga Sabtu malam akibat kondisi gelap pada jam-jam petama pascagempa.