REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Sekelompok pria bersenjata melepaskan tembakan ke arah tempat pemeriksaan pada Senin di kota el-Arish di semenanjung Sinai Mesir. Namun serangan itu tidak menimbulkan korban jiwa atau cedera, kata satu sumber kemananan.
Insiden serupa terjadi pada Ahad ketika dua pria dengan kendaraan roda empat melepaskan tembakan ke arah kantor polisi di kota itu. Polisi membalas tembakan tetapi kedua pria itu lolos, kata sumber tersebut.
Militer melancarkan operasi terhadap kamun militan di kawasan itu setelah pembunuhan 16 penjaga perbatasan Mesir pada 5 Agustus.
Kawasan Sinai Utara menjadi tak stabil sejak penggulingan Presiden Hosni Mubarak tahun lalu dalam pergolakan rakyat. Pemerintahan Mubarak bekerja sama secara erat dengan Israel untuk mengamankan kawasan perbatasan.
Presiden Mesir Mohamed Mursi, yang naik ke tampuk kekuasaan pada Juni, telah berjanji akan memulihkan stabilitas.
Pemimpin Hamas di Jalur Gaza, Ismail Haniya, pada Senin (6/8) menduga kalau Israel adalah dalang di balik serangan ke pos perbatasan di semenanjung Sinai yang menewaskan 16 penjaga.
"Israel bertanggung jawab, satu atau dengan lain cara, atas serangan tersebut untuk membuat kepemimpinan Mesir malu dan menciptakan masalah baru di perbatasan dalam rangka menggagalkan upaya untuk mengakhiri serangan (Israel) di jalur Gaza," ungkap Haniya.
Hal ini diungkapkannya setelah melakukan pertemuan darurat dengan pemerintahan Hamas Senin malam terkait insiden di perbatasan Mesir-Israel tersebut.
Ia juga menambahkan, "Tidak ada satupun orang Palestina yang ingin membunuh siapapun di Mesir. Setiap serangan terhadap keamanan Mesir juga merupakan serangan bagi keamanan Palestina."