REPUBLIKA.CO.ID, CIKAMPEK – Sejak H-8 hingga H-5 lebaran, arus mudik telah menelan 17 korban jiwa dalam 77 kasus kecelakaan di sepanjang jalur Pantura dan Selatan.
Angka ini diprediksi terus bertambah dalam beberapa hari ke depan mengingat peningkatan arus mudik yang diperkirakan terjadi pada H-3 lebaran. Pemudik diimbau berhati-hati dan waspada selama berkendara.
"Dari hasil Operasi Ketupat 2012 sejak 11-13 Agustus 2012, sebanyak 17 orang meninggal dan 53 orang dalam kondisi luka-luka," kata Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat Irjen Pol Putut Eko Bayuseno, usai mengunjungi pos mudik Cikampek, Selasa (14/8).
Kapolda menambahkan, tahun ini pihaknya mengantisipasi peningkatan kecelakaan pada pemudik kendaraan roda dua. Menurutnya, kecelakaan arus mudik dari tahun ke tahun banyak didominasi oleh sepeda motor.
“Untuk itu, penting bagi pengendara sepeda motor untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengutamakan keselamatan,” saran Putut. Berdasarkan data kecelakaan lalu lintas pada arus mudik 2011 di wilayah Pantura dan selatan, tercatat 260 pemudik tewas dalam arus mudik dan arus balik lebaran tahun lalu.
Direktur Jasa Raharja, Diding S Anwar, mengatakan pihaknya siap menanggung asuransi para pemudik yang terkena musibah kecelakaan selama arus mudik. Anggaran yang digunakan masih mengacu pada anggaran di 2011 sebesar Rp 1,4 triliun. "Hingga semester ini kami telah kucurkan Rp 700 miliar," ungkapnya.
Besar asuransi kecelakaan masih mengikut pada peraturan menteri keuangan, senilai Rp 25 juta per orang. Meminimalkan angka kecelakaan lalu lintas, tambah Diding, pihak Jasa Marga juga telah memberangkatkan 13 ribu pemudik sepeda motor yang hendak melintas Pantura. Melalui 240 bus, sejumlah pemudik diantarkan ke kampung halamannya dengan bus yang telah disediakan Jasa Marga.