Selasa 14 Aug 2012 21:57 WIB

Endriartono Sutarto: Indonesia Butuh Pemimpin Tegas

Endiartono Sutarto
Foto: Republika
Endiartono Sutarto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Endriartono Sutarto berpendapat bangsa Indonesia ke depan membutuhkan pemimpin yang mampu menjaga stabilitas keamanan dan menegakkan supremasi hukum secara tegas.

"Dengan menjaga stabilitas keamanan dan menegakkan hukum secara tegas, maka pada akhirnya bisa mendorong masyarakat menjadi lebih sejahtera," kata Endriartono Sutarto pada acara berbuka puasa bersama sekaligus peluncuran website pribadinya, di Jakarta, Selasa (14/8).

Hadir pada kesempatan tersebut, sejumlah tokoh masyarakat, purnawirawan perwira tinggi TNI dan pers. Menurut Endriartono, penegakan hukum di Indonesia saat ini belum tegas dan masih kurang memiliki rasa keadilan.

Ia mencontohkan, seseorang yang terbukti melakukan korupsi hingga ratusan miliar divonis dengan hukuman tiga tahun penjara, tapi dipotong remisi. "Koruptor tersebut setelah bebas memiliki uang banyak, tapi rakyat miskin yang sudah bekerja keras tetap saja miskin," katanya.

Menurut dia, penegakan hukum harus tegas dan proporsional, tidak boleh pilih kasih. Pelaku korupsi yang terbukti bersalah, menurut dia, selain divonis hukuman penjara juga hartanya hasil korupsinya disita sehingga turut merasakan hidup sederhana.

Endriartono juga menilai, pemimpin Indonesia ke depan tidak bisa hanya mengklaim pertumbuhan ekonomi secara makro pada tingkatan tertentu misalnya 6,5 persen, tapi tidak mencermati pertumbuhan ekonomi mikronya.

Dengan pertumbuhan ekonomi makro tersebut, kata dia, harus dicermati lebih jauh berapa banyak warga masyarakat yang menikmatinya. "Jika yang menikmati baru segelintir orang itu namanya belum adil," katanya.

Endriartono menegaskan, calon pemimpin Indonesia mendatang harus mampu memimpin dan bisa menyelesaikan semua persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia.

Ditanya, bagaimana tanggapannya terhadap nama-nama tokoh yang sudah disebut-sebut sebagai calon presiden, Endriartono enggan mengomentarinya. "Saya tidak etis mengomentarinya, silakan saja rakyat yang memilih dengan pertimbangannya masing-masing," katanya.

Pada kesempatan tersebut, Endriartono juga menyatakan gelisah melihat perkembangan bangsa Indonesia saat ini di mana kesenjangan sosial masyarakat tetap tinggi.

Karena itu, ia berusaha menyampaikan pikiran dan pandangannya soal bangsa dan negara melalui website pribadinya yang diharapkan dapat membuka wawasan dan memberikan pencerahan bagi masyatakat.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement