Selasa 14 Aug 2012 22:09 WIB

Gara-gara Tali Layang-layang, Pemadaman Bergilir Diterapkan di Pontianak

Petugas PLN mengganti trafo listrik yang rusak (ilustrasi).
Foto: Antara/Arief Priyono
Petugas PLN mengganti trafo listrik yang rusak (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,PONTIANAK--PT. PLN Wilayah Kalimantan Barat akan melakukan pemadaman bergilir di wilayah Kota Pontianak, Kubu Raya dan sekitarnya jelang Lebaran ini, karena mesin pembangkit listrik SWD III berkapasitas 7 MW, milik PLN mengalami kerusakan.

"Kita akan berusahan secepat mungkin, agar listrik kembali normal. Tapi dikarenakan mesin kita rusak gara-gara kawat layangan yang mengenai jaringan transmisi tegangan tinggi, sehingga diharuskan melakukan pemadaman bergilir," kata Humas PT PLN (Persero) Wilayah Kalbar, Muhammad Doing, Selasa.

Menurut Doing, meski alasan ini sangat klasik, namun itulah kenyataanya. Dan akibat gangguan eksternal ini, terjadi hubungan singkat dalam sistem dan dampaknya menghantam mesin pembangkit hingga jebol.

Tak hanya PLN yang kerepotan, namun dampaknya juga akan dirasakan masyarakat Kota Pontianak, dimana harus mengalami kerugian karena dapat menyebabkan padamnya arus listrik.

Pantauan di pembangkit Sungai Raya, kerusakan mesin SWD III terbilang parah. Piston dan tangan piston sampai menjebol bodi mesin, sehingga menyebabkan lubang menganga pada salah satu sisi mesin. Bahkan serpihan piston sampai berserakan.

Untuk mengatasi pemadaman tersebut, Doing mengatakan, pihaknya akan mendatangkan lebih cepat mesin yang sebenarnya dipersiapkan untuk pasokan selama Idul Fitri nantinya.

Selain mendatangkan mesin baru, lanjut dia, pihaknya juga mengurangi pasokan listrik untuk industri sebanyak 7 MW. Sehingga kekurangan yang diakibatkan kerusakan mesin akibat layangan tersebut dapat diminimalisir, meskipun hal tersebut belum maksimal.

"Ini langkah tercepat yang PLN ambil, sebab kita akan lebih mengutamakan konsumen masyarakat dibandingkan industri. Lagipula industri biasanya punya genset sendiri," tutrnya.

Oleh sebab itu, Doing mengharapkan, masyarakat kota Pontianak untuk tidak bermain layangan menggunakan tali kawat. Sebab tak hanya merugikan PLN, namun juga merugikan masyarakat itu sendiri.

"PLN adalah milik masyarakat, jadi secara otomatis masyarakat juga harus menjaga asset PLN, karena kami sudah berusaha maksimal memberikan pelayanan yang terbaik. Jangan sampai karena layangan menggunakan tali kawat merugikan kita semua," katanya.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement