REPUBLIKA.CO.ID, HARARE -- Presiden Robert Mugabe, Selasa (14/8), mendesak rakyat Zimbabwe untuk menjaga sumber daya alam mereka yang berlimpah dari kekuatan asing. Mereka dituding cenderung menjarah sumber alam itu dengan kedok penyebaran demokrasi di negeri tersebut.
Saat berpidato kepada ribuan orang dan anggota Pasukan Pertahanan Zimbabwe (ZDF) selama peringatan Hari ZDF Ke-23 di Stadion Olah Raga Nasional, Mugabe mengatakan, rakyat Zimbabwe yang progresif mesti tetap memusatkan perhatian pada pertahanan kedaulatan mereka.
"Kita mesti bergandeng tangan untuk menentang penjarahan secara tidak adil sumber daya kita dengan menolak kekuatan asing yang mendatangi kita, atas nama demokrasi dan globalisasi, tapi mereka menebar motif sinis," katanya, seperti dilansir Xinhua, Rabu (15/8).
Ia mengatakan perkembangan baru-baru ini telah menunjukkan, negara lain memiliki minat langsung pada sumber daya alam Zimbabwe. Hal itu sama seperti diperlihatkan oleh pengaruh mereka pada Proses Rancangan Sertitikasi Kimberly dalam penjualan permatanya.
Mugabe juga mencela lambannya pembersihan ranjau darat yang disebarkan oleh pemerintah kolonial selama perang kemerdekaan negara itu. Ranjau anti-personel dipasang untuk menghentikan pejuang kemerdekaan menyusup dari Zambia dan Mozambik.
Ia juga berbicara tentang pemberlakuan sanksi dan penarikan bantuan keuangan oleh Uni Eropa dan Amerika Serikat setelah perbedaan politik yang berpangkal dari landreform kontroversial di Zimbabwe. Mugabe berterima kasih kepada Komite Palang Merah Internasional, yang belum lama ini menyediakan peralatan medis dan keselamatan bagi ZDF untuk digunakan dalam program pembersihan ranjau.