Rabu 15 Aug 2012 19:41 WIB

Rusia Ingatkan Barat Soal 'Sabotase' Kesepakatan Suriah

Bangunan hancur lebur akibat pertempuran yang melibatkan gerilyawan Pasukan Pembebasan Suriah (FSA) dan pasukan pemerintah di Distrik Salah Edinne, Aleppo, Suriah, pada Kamis (9/8).
Foto: Reuters/Zohra Bensemra
Bangunan hancur lebur akibat pertempuran yang melibatkan gerilyawan Pasukan Pembebasan Suriah (FSA) dan pasukan pemerintah di Distrik Salah Edinne, Aleppo, Suriah, pada Kamis (9/8).

REPUBLIKA.CO.ID, MINSK - Rusia pada Rabu mengatakan tidak akan membiarkan negara kuat Barat melakukan sabotase' kesepakatan peralihan politik untuk mengakhiri peningkatan kemelut di Suriah, yang dicapai di Jenewa pada akhir Juni.

Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov menuduh negara Barat mengobarkan kekerasan secara terbuka dengan mendukung oposisi bersenjata dan mengatakan Rusia mengharapkan jawaban resmi dalam hitungan hari mengenai apakah mereka mendukung kesepakatan itu.

"Apa yang dicapai di Jenewa tidak boleh disabotase," kata Lavrov kepada wartawan saat kunjungannya ke Belarus, Rabu (15/8).

"Kami akan mencoba untuk mendapatkan jawaban dari mitra-mitra kami (Barat) dalam beberapa hari mendatang tentang apakah mereka mendukung apa yang mereka tandatangani di Jenewa," ujarnya. "Jika demikian, mengapa mereka tidak mengambil langkah-langkah untuk menerapkannya?" kata Lavrov menuntut.

Negara-negara kuat dunia pada 30 Juni telah menyepakati rencana transisi yang didukung Rusia di Swiss, yang tidak membuat seruan secara eksplisit kepada Presiden Bashar al-Assad untuk berhenti berkuasa.

Barat dengan cepat verpendapat bahwa pihaknya tidak melihat peran Bashar dalam pemerintah persatuan dan masa depan rencana sekarang yang tampaknya dalam bahaya lebih lanjut, karena pengumuman pengunduran diri mediator Suriah Kofi Annan dari krisis.

Para pejabat Rusia Rabu mengatakan mereka ingin menangguhkan misi pemantauan PBB di Suriah yang beroperasi dalam beberapa bentuk setelah mandatnya berakhir pada 19 Agustus.

sumber : Antara/AFP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement