REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah Cina mengecam kunjungan Menteri Kabinet Jepang Jin Matsubara ke Kuil Yasukuni pada Rabu (15/8) di Tokyo. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Qin Gang, di Beijing, mengatakan Jepang harus memandang sejarah agresi yang dilakukannya secara bijak dan menghargai perasaan para korban.
Cina meminta Jepang lebih memfokuskan diri untuk memelihara hubungan baik dengan tanpa melakukan manuver-manuver yang bersifat provokatif. "Jepang harus bisa lebih memelihara hubungan baik dengan China dengan menghindari hal-hal yang merusak hubungan bilateral kedua negara," katanya.
Menteri Matsubara pergi ke kuil, tempat 2,5 juta korban perang, termasuk 14 penjahat perang terkemuka Jepang dari Perang Dunia II, dihormati pada ulang tahun ke-67 Jepang menyerah dalam Perang Dunia II. Mereka yang dimakamkan di Yasukuni termasuk Jenderal Hideki Tojo. Dia adalah perdana menteri Jepang yang memerintahkan serangan terhadap Pearl Harbor dan dihukum karena kejahatan perang dan digantung pengadilan yang dipimpin AS.
Kunjungan Matsubara terjadi pada saat hubungan diplomatik Jepang dengan Korea Selatan dan Cina menjadi semakin tegang. Itu terjadi, karena sengketa teritorial ditambah dengan sentimen emosional kebangsaan.
Kunjungan ke kuil Yasukuni oleh menteri Jepang itu juga membuat marah Beijing. Terlebih lagi, Tokyo terlibat sengketa mendalam atas pulau-pulau di Timur Laut Cina yang diyakini kaya akan mineral.
Menteri Pertahanan dan Transportasi Yuichiro Hata kepada wartawan, awal bulan ini, mengatakan, dia juga berencana pergi ke Yasukuni pada ulang tahun bersejarah tersebut. Hal itu dilakukannya, meskipun Perdana Menteri Jepang, Yoshihiko Noda, meminta anggota kabinetnya menjauh dari kuil itu.