Rabu 15 Aug 2012 23:23 WIB

Pengacara Antasari Bilang Pertemuan Bahas Krisis, Presiden Lega

Konpers Pasca penetapan APBN-P 2012-sby-abror: Konpers Presiden SBY Pasca Penetapan APBN-P 2012 di Istana Negara Jakarta, Sabtu malam (31/3). Haji Abror rizki/Rumgapres//
Konpers Pasca penetapan APBN-P 2012-sby-abror: Konpers Presiden SBY Pasca Penetapan APBN-P 2012 di Istana Negara Jakarta, Sabtu malam (31/3). Haji Abror rizki/Rumgapres//

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengacara mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar, Maqdir Ismail menyampaikan bahwa pertemuan 9 Oktober 2008 membahas mengenai penanganan masalah krisis. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun menyatakan menghargai pernyataan Maqdir.

"Saya lega membaca statement pengacara Pak Antasari, Pak Maqdir Ismail, benar ada pertemuan awal oktober dan Pak Antasari hadir sebagai undangan dan disampaikan pengacara Pak Antasari tujuannya adalah mengantisipasi kemungkinan datangnya krisis ekonomi, disampaikan dengan jelas oleh saudara Maqdir Ismail tidak bicara bail out," kata Presiden dalam keterangan pers di Istana Negara Jakarta, Rabu malam.

Kepala Negara mengatakan, ia menyayangkan adanya informasi yang tidak benar terkait materi pertemuan pada 9 Oktober 2008 tersebut. Terlebih, informasi tak benar itu, ujarnya, disampaikan dalam sebuah acara di sebuah stasiun televisi swasta.

"Dalam sebuah acara mengangkat berita ini yang katanya bersumber dari saudara Antasari mantan Ketua KPK yang mengatakan awal Oktober 2008 Presiden SBY memimpin pertemuan yang dikatakan di dalamnya bahas bailout Century," kata Presiden.

Oleh karena itu Presiden menegaskan tidak ada pembahasan Bank Century apalagi bailout (dana talangan) Bank tersebut. "Sekarang yang diramaikan katanya dalam pertemuan itu dibahas bailout Bank Century, saya katakan malam ini di hadapan Allah SWT tidak ada yang singgung nama Century apalagi bahas bailout Bank Century," kata Presiden.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement