REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua PMI, Jusuf Kalla, mengatakan akan kembali ke Myanmar dalam waktu dekat. Tepatnya bulan depan.
Di sana ia dengan bendera PMI akan bekerjasama dengan Organisasi Kerjasama Islam (OKI). “Bulan depan kita akan mulai rekonstruksi pemukiman bersama OKI,” katanya, Kamis (16/8).
Setelah berkunjung dan melihat langsung lokasi pengungsian etnis Rohingya, ia mengatakan kondisinya tak jauh berbeda dengan konflik yang terjadi di Poso, Ambon.
Bahkan, konflik komunal di Poso dinilainya jauh lebih berat karena adanya senjata dan ribuan orang tewas. “Kalau di Rohingya tidak ada yang pegang senjata, yang tewas juga 80-an orang,” ungkapnya.
Tak hanya soal rekonstruksi pemukiman itu, upaya untuk mendamaikan dua komunitas yang berkonflik tetap dilakukan. Menurutnya, masalah di Myanmar lebih kepada etnis, bukan agama.
“Muslim di Myanmar ada lebihdari 2,5 juta orang dan itu baik-baik saja. Soal mendamaikan, ya tentu saja akan sekaligus,” kata JK.
Sedangkan ketika ditanya mengenai harapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) agar dirinya menjadi special envoy atau utusan khusus Rohingya, JK belum menanggapi lebih jauh. “Itu belum disampaikan. Tapi kalau kalau soal kemanusiaan, sebagai PMI kita pasti bersedia,” jawabnya.