REPUBLIKA.CO.ID, Masjid Banya Bashi merupakan salah satu karya arsitek resmi Kerajaan Turki Usmani yang bernama Kodja Mimar Sinan.
Sinan memang dikenal hingga saat ini berkat karya-karya arsitekturnya yang hebat. Ia hidup dalam masa empat era kepemimpinan sultan, yakni: Salim I, Sulaiman I, Salim II, dan Murad III. Selama masa hidupnya, tak kurang dari 476 struktur arsitektur telah diciptakan Sinan.
Masjid ini terkenal karena kubah besar dan menara tinggi menjulang ke langit yang dimilikinya. Jika dilihat sekilas, bentuk menara Masjid Banya Bashi ini seperti sebuah pensil tulis.
Penggunaan batu bata merah membuat bangunan menara ini terlihat mencolok di antara bangunan-bangunan tinggi lainnya di kawasan Boulevard Maria Luiza yang berada di pusat Kota Sofia.
Saat tiba waktu shalat lima waktu, suara azan kerap berkumandang dari pengeras suara yang terdapat pada bangunan menara ini.
Seperti masjid pada umumnya, bangunan Masjid Banya Bashi juga memiliki kubah. Ada empat buah kubah yang menghiasi bangunan masjid. Keempat kubah ini berwarna putih. Satu buah kubah berukuran besar berada di bagian tengah atap masjid. Sementara ketiga kubah lainnya yang berukuran lebih kecil berjajar di samping kubah utama.
Berbeda dengan eksterior kubah yang didominasi warna putih, dinding bagian luar masjid hampir seluruhnya didominasi oleh warna merah kecokelat-cokelatan. Warna merah kecokelat-cokelatan ini dikarenakan sang arsitek menggunakan bahan baku batu bata untuk membuat dinding masjid.
Sementara desain lengkung tampak menghiasi bagian luar pintu masuk menuju ke ruangan shalat. Desain lengkung juga digunakan Sinan pada saluran ventilasi udara yang terdapat pada dinding-dinding masjid.