REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Dalam dua pekan terakhir, tujuh masjid di Amerika Serikat (AS) diserang kelompok tak dikenal. Serangan itu memicu kekhawatiran komunitas muslim AS yang tak lama lagi merayakan Idul Fitri.
Beberapa hari sebelumnya, Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) telah mengeluarkan imbauan kepada komunitas muslim untuk memasang kamera CCTV, meminta pengawasan polisi dan melapor bila ada aktivitas mencurigakan dekat masjid. Hal serupa juga dilakukan Dewan Organisasi Islam Chicago Raya (CIOGGC), yang mengirimkan memo kepada 63 masjid dan organisasi agar membentuk tim keamanan dan meminta polisi untuk mengawasi area dekat masjid.
"Kami meminta setiap organisasi dan komunitas Muslim untuk berhati-hati dan segera melaporkan bila ada insiden, penyalahgunaan dan kekerasan kepada pihak yang berwenang," kata Zaher Sahloul, Ketua CIOGC, seperti dikutip washingtonpost.com, Jumat (17/8).
Organisasi Islam Lingkar Amerika Utara, punya strategi lain untuk mencegah adanya serangan rasis terhadap umat Islam. Mereka hanya meminta umat Islam agar waspada, terus mempraktekan Islam dan tak ragu untuk menunjukan kebanggan diri sebagai muslim. "Kami tidak ingin menakuti umat," kata Wakil Presiden ICNA Naeem Baig.
Menurut Beig, tindakan yang dilakukan organisasi Islam lainnya seperti CAIR dan CIOGC merupakan hal yang tepat. Namun, jangan sampai tindakan itu menjadi bumerang sehingga membuat kekacauan.