REPUBLIKA.CO.ID,TERNATE--Otoritas Bandara Babullah Ternate, Maluku Utara (Malut), menyayangkan tindakan manajemen Sriwijaya Air yang menelantarkan calon penumpangnya di Bandara Babullah selama tujuh jam, karena pesawat yang akan menerbangkan calon penumpang itu dicarter Pemprov Malut ke Morotai.
"Pihak manajemen Sriwijaya seharusnya jika ingin melayani carter dari pihak tertentu, seharusnya tidak menggunakan pesawat yang sudah terjadwal akan menerbangkan calon penumpang dari Bandara Babullah Ternate," kata Kepala Bandara Babullah Ternate, Taslim Badaruddin di Ternate, Sabtu.
Pada 16 Agustus 2012, sekitar 134 penumpang Sriwijaya Air dengan tujuan Manado-Surabaya dan Jakarta harus menunggu selama tujuh jam. Pasalnya, pesawat Sriwijaya Air yang akan menerbangkan mereka dari Bandara Babullah Ternate pukul 07.30 WIT digunakan untuk melayani carteran dari Pemprov Malut yang akan membawa rombongan ke Kabupaten Pulau Morotai.
Bahruddin menyatakan, manajemen Sriwijaya Air seharusnya menggunakan pesawat lain yang tidak memiliki jadwal reguler mengangkut penumpang untuk melayani carteran dari Pemprov Malut tersebut, agar para calon penumpang tidak harus menunggu berjam-jam di Bandara Babullah Ternate.
Sekarang ini, musim mudik lebaran, seharusnya manajemen Sriwijaya Air memprioritaskan pengangkutan calon penumpang yang pada umumnya para pemudik lebaran tersebut. Apalagi para calon penumpang telah membeli tiket dan telah berada di Bandara Babullah selama berjam-jam lamanya.
"Kami akan memanggil manajemen Sriwijaya Air di Ternate untuk menanyakan hal tersebut. Kami berharap kejadian seperti itu tak terulang di masa akan datang, terutama saat musim mudik Lebaran," katanya.
Pihak manajemen Sriwijaya Air di Ternate belum dapat dikonfirmasi mengenai hal tersebut, namun sejumlah pejabat dari Pemprov Malut membenarkan bahwa pada 16 Agustus Pemprov Malut mencarter pesawat Sriwijaya Air ke Morotai untuk mengangkut para pejabat yang akan mengikuti upacara peringatan HUT Kemerdekaan RI di daerah perbatasan itu.
Sebelumnya, sejumlah warga di Ternate juga mengeluhkan tindakan Sriwijaya Air tersebut, karena mengakibatkan anggota keluarganya yang berangkat dengan pesawat Sriwijaya Air pada 16 Agustus itu harus menunggu sekitar tujuh jam di bandara tersebut.