Ahad 19 Aug 2012 19:07 WIB

Menkeu: Kenaikan TDL untuk Tingkatkan Belanja Modal Pemerintah

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Djibril Muhammad
Menkeu Agus Martowardojo
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Menkeu Agus Martowardojo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Dalam RAPBN 2013, pemerintah mengalokasikan dana sebesar Rp 193,8 triliun untuk belanja modal. Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar Rp 25,2 triliun dibandingkan belanja modal pada APBNP 2012 yang tercatat sebesar Rp 168,6 triliun.

Menteri Keuangan, Agus Martowardjojo mengatakan, belanja modal tersebut bisa lebih tinggi apabila dilakukan penyesuaian tarif dasar listrik (TDL) pada 2013. "Dari jumlah tersebut, belanja modal bisa meningkat Rp 12 triliun lagi," kata Agus kepada wartawan di sela-sela 'open house' di kediaman dinasnya, Jakarta, Ahad (19/8). 

Agus menjelaskan, akan ada pengalihan subsidi listrik ke belanja modal jika rencana tersebut disetujui. Ia menyebut rencana ini masih dalam pembahasan. Rencananya, kenaikan TDL akan mulai diberlakukan sejak awal 2013 dengan kenaikan per triwulan mencapai tiga-empat persen.

Sebagai gambaran, belanja subsidi dalam RAPBN 2013 tercatat sebesar Rp 316,1 triliun. Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar Rp 48 triliun atau setara dengan 18 persen dibandingkan APBNP 2012 yakni sebesar Rp 268,1 triliun.

"Sebetulnya, total belanja subsidi dalam RAPBN 2013 sebesar Rp. 316,1 triliun sudah termasuk kenaikan (TDL) triwulanan," ujar Agus. 

Agus menyebut, subsidi tersebut harus dikelola dengan lebih baik dan diwujudkan dalam pembelanjaan yang berkualitas. Subsidi, kata Agus, jangan sampai digunakan oleh pihak-pihak yang tidak seharusnya menerima.

"Kebijakan subsidi arahnya harus dijaga," tutur mantan Direktur Utama Bank Mandiri tersebut. 

Terkait cadangan risiko fiskal untuk subsidi energi yang mencapai Rp 274,7 triliun, Agus menyebut pemerintah telah menyediakannya. Anggaran tersebut sudah termasuk cadangan untuk stabilisasi harga pangan dan peningkatan produksi beras demi surplus 10 juta ton di 2014.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement