Senin 20 Aug 2012 14:40 WIB

Hatta: Penyesuaian TTL Takkan Memberatkan Masyarakat

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Chairul Akhmad
Pembangkit listrik PLN
Pembangkit listrik PLN

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah berencana untuk melakukan penyesuaian tarif tenaga listrik (TTL) pada 2013.

Dengan adanya penyesuaian harga, diharapkan subsidi listrik yang dalam RABPN 2013 mencapai Rp 80,9 triliun dapat dikurangi dan dialihkan untuk belanja modal. 

"Penyesuaian akan dilakukan secara bertahap," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa, kepada wartawan di sela-sela 'open house' di kediaman dinasnya di Jakarta, Ahad (19/8).

Dalam RAPBN 2013, pemerintah mengalokasikan dana sebesar Rp 193,8 triliun untuk belanja modal. Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar Rp 25,2 triliun dibandingkan belanja modal pada APBNP 2012 yang tercatat sebesar Rp 168,6 triliun.

Menurut Hatta, penyesuaian TTL didasari oleh selisih antara biaya pokok produksi (BPP) dan harga jual listrik. Sebagai gambaran, harga jual listrik masih berada di kisaran Rp 700 per kilo watt hour (kwh) sedangkan BPP berada dalam kisaran Rp 1.000. 

Hatta meyakini penyesuaian TTL tidak akan memberatkan masyarakat. Terlebih, kenaikan TTL akan dilakukan secara bertahap, yakni dalam triwulanan dengan kenaikan rata-rata tiga sampai empat persen. 

Penyesuaian TTL juga bertujuan untuk merangsang agar independent power producer (IPP) lebih bergairah.  Pemerintah, kata Hatta, juga terus mendorong agar penggunaan sumber energi selain bahan bakar minyak (BBM) dapat dimaksimalkan untuk memproduksi listrik pada pembangkit listrik milik PLN. 

Sumber-sumber energi tersebut antara lain batu bara, panas bumi dan gas. Tujuannya agar penggunaan BBM dalam memproduksi listrik terus menurun. "Rencana ini akan dibicarakan oleh Kementerian ESDM dengan Komisi VII DPR," ujar Hatta.   

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement