REPUBLIKA.CO.ID, Pada abad ke-14 M, ibukota Khwarizmia, Old Urgench, kembali dihancurkan oleh invansi yang dilakukan Timur Lenk. Nama Khwarizmia pun perlahan mulai pudar.
Di abad ke-16 M, nama wilayah itu telah berubah menjadi Kekhanan Khiva yang berada di bawah kekuasaan Astrakhans, sebuah dinasti yang masih keturunan Jengis Khan.
Wilayah kekuasaan Khwarizmia atau Kekhanan Khiva terus menyusut di abad ke-19 M.
Padahal, pada era kejayaannya wilayah kekuasaan Khwarizmia meliputi dataran tinggi Ust-Urt dan kemungkinan membentang ke barat sampai ke pantai timur dari Laut Kaspia bagian utara.
Menyusutnya wilayah itu terjadi setelah pada 1873 M, Rusia ekspansi ke Turkistan termasuk Khwarizmia. Setelah Uni Soviet pecah pada 1991, wilayah Khwarizmia terbagi ke dalam beberapa negara seperti Uzbekistan, Turkmenistan, dan Tajikistan.
Sedangkan wilayah Selatan Khwarizmia masuk dalam kekuasaan Iran. Sekarang di wilayah bekas Khwarizmia dihuni beragam etnis seperti etnis Uzbek, etnis Turkmenistan, Persia, orang Tajikistan, dan orang Kazakhstan.