REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Militer Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS), Senin (20/8) mulai melakukan latihan bersama tahunan. Latihan itu dikenal sebagai Ulchi Freedom Guardian.

Pelatihan tersebut tidak melibatkan pelatihan lapangan dan sebagian besar merupakan latihan simulasi komputer. Pasukan AS dan Korea Selatan bersikeras bahwa latihan tahunan tersebut bersifat defensif, sedangkan Korea Utara menyebutnya sebagai tindakan berbahaya untuk memicu perang baru.

Jenderal James Thurman, komandan 28.500 tentara AS yang berbasis di Korea Selatan, mengatakan soal latihan bersama ini, seperti dilansir AFP, Senin (30/8). Dikatakannya, yang disebut Ulchi Freedom Guardian adalah latihan penting dalam memperkuat kesiapan Republik Korea (Korea Selatan) dan pasukan AS.

Pada malam latihan, Pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un mengunjungi unit artileri garis depan negaranya, yang melakukan pemboman mematikan pada 2010 terhadap Pulau Korea Selatan dekat perbatasan laut yang disengketakan. Kim memuji personil militer sebagai pahlawan dan mengatakan kepada mereka untuk tidak pernah mentolerir agresi musuh, kata kantor berita resmi Korea Utara KCNA dalam laporan Sabtu.

Kedua Korea secara teknis tetap dalam perang sejak 1950-53 konflik mereka berakhir dengan gencatan senjata, tetapi tanpa perjanjian damai berikutnya. Ketegangan lintas batas telah memuncak sejak Korea Selatan menuduh Korea Utara mentorpedo salah satu kapal perangnya, yang menyebabkan hilangnya 46 nyawa pada Maret 2010.

Korea Utara membantah tuduhan itu, namun kemudian menembaki pulau perbatasan pada November tahun itu, menewaskan empat warga Korea Selatan.

Ikuti Whatsapp Channel Republika