REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kementerian Luar Negeri Rusia, Senin (20/8), menyatakan penyelundupan senjata ke Suriah sama sekali tidak bisa diterima.
"Moskow berulangkali memperingatkan tentang penyelundupan senjata yang tak bisa diterima. Mereka yang menyampaikan gagasan (penyelundupan senjata) semacam itu harus menyadari konsekuensi dari tindakan itu," kata kementerian tersebut.
Penyelundupan senjata sangat berbahaya. Sementara, kaum fanatik dan pelaku teror internasional beroperasi di negara yang dicabik krisis itu.
Kemenlu Rusia juga menyatakan oposisi Suriah menerima granat tangan, senjata anti-tank dan peralatan jinjing anti-pesawat melalui negara seperti Libya, Turki dan Lebanon. Oposisi juga mendapat dukungan keuangan dari beberapa negara Teluk.
"Kami telah membahas masalah Libya di Komite Sanksi Dewan Keamanan PBB. Kami menyerukan penyelidikan mengenai kapal Lutfullah-2 yang membawa sejumlah senjata untuk gerilyawan Suriah," kata kemenlu Rusia sebagaimana dikutip Xinhua.
Pada April lalu, Angkatan Laut Lebanon menangkap kapal Lutfullah-2. Kapal yang berbendera Sierra-Leone itu membawa beberapa peti kemas senjata ringan, peluncur granat yang sama dengan yang digunakan oleh gerilyawan di Libya, dan banyak peledak.
Semua barang itu dilaporkan ditujukan ke gerilyawan di Suriah.