Selasa 21 Aug 2012 17:24 WIB

Arus Balik di Stasiun Yogyakarta Mulai Menggeliat

Rep: neni ridarineni/ Red: Taufik Rachman
Seorang pemimpin peron memberangkatkan rangkaian kereta api di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Senin (23/1).  (Republika/Wihdan Hidayat)
Seorang pemimpin peron memberangkatkan rangkaian kereta api di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Senin (23/1). (Republika/Wihdan Hidayat)

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA - Selasa (21/8) arus balik angkutan Lebaran  kereta api kelas ekonomi dari Stasiun Lempuyangan Yogyakarta sudah mulai tampak. Tempat duduk di ruang tunggu sudah mulai dipenuhi penumpang.

''Arus balik sudah mulai tampak tadi malam (red. Senin, 20/8),''kata  Humas PT KAI (Kereta Api Indonesia) Daops VI Eko Budiyanto pada wartawan di Stasiun Lempuyangan Yogyakarta, Selasa (21/8). Meskipun demikian menurut Eko, puncak arus balik diprediksi akan terjadi Ahad (26/8) dengan jumlah penumpang sekitar 9.000 orang.

Pada puncak arus balik kereta api yang berangkat dari Yogyakarta ada  16 kereta api reguler dengan kapasitas 8500 tempat duduk ditambah enam kereta api tambahan (dua kereta api Sancaka, dua kereta api Lodaya, satu kereta api Argodwipangga dan satu kereta api Argolawu.Di samping itu untuk kereta ekonomi AC  rangkaiannya untuk kereta api Bengawan ditambah dua kereta (gerbong) dan kereta api Progo ditambah satu kereta (gerbong).  

Sementara itu, kata Eko, jumlah penumpang Kereta Api dari stasiun Tugu dan Lempuyangan Rabu (20/8) atau H+2 mencapai  3.492 orang, sedangkan penumpang kereta api Lebaran  dari H-7 sampai dengan H+2 mencapai 69.301 orang.

Apabila dibandingkan penumpang Kereta api selama angkutan lebaran  tahun lalu pada waktu yang sama menunjukkan penurunan, yakni tahun lalu pada H+2 sebanyak 9.501 orang, sedangkan dari H-7sampai H+2 mencapai 76.199 orang, Hal ini dikarenakan ada pembatasan penumpang, yakni penumpang ekonomi tidak boleh ada yang berdiri.  

Menurut Dirut PT KAI  Ignasius Jonan, walaupun tempat duduk kelas ekonomi kereta api dibatasi, pemasukan dari tiket kereta api kelas ekonomi justru mengalami kenaikan yakni dari H-10 sampai H+2 tahun lalu hanya Rp 20,4 miliar, sedangkan tahun ini mencapai Rp 23 miliar. Sedangkan pemasukan hanya dari tiket untuk semua kereta api secara keseluruhan ada kenaikan 109 persen yakni tahun lalu sebesar Rp 99,2 miliar menjadi Rp 108,4 miliar.

''Penyebabnya kemungkinan tahun lalu  penumpang yang berdiri tidak membeli tiket dengan benar atau  membeli tiket di tempat yang tidak resmi,''kata Jonan menambahkan.

Lebih lanjut Eko mengatakan tiket kereta api pada Selasa (21/8) yang masih ada khusus jurusan Bandung yakni untuk kereta api Turangga dan Argowilis. Sedangkan untuk jurusan ke Jakarta  sejak 22 Agustus sampai 28 Agustus, baik untuk kereta api eksekutif, bisnis maupun ekonomi sudah habis. Bahkan untuk kereta api  eknomi ke Jakarta habis sampai 4 September.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement