REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kebakaran pada sejumlah bengkel pengrajin mebel di kawasan Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur, Selasa siang ini diduga kuat berasal dari korsleting atau hubungan pendek listrik, demikian Kepala Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta, Paimin Napitupulu.
Mengutip keterangan yang disampaikan warga setempat, kebakaran bermula pukul 12.15 WIB yang disebabkan korsleting listrik.
"Saksi mata mengatakan titik api berasal dari tengah lokasi kebakaran. Awalnya ada percikan api yang berasal dari korsleting listrik yang kemudian menyambar bahan baku mebel yakni tiner," kata Paimin saat meninjau lokasi kejadian, Selasa.
Dia mengungkapkan pihaknya mengerahkan 35 unit mobil pemadam kebakaran dari Jakarta Utara, Pusat dan Timur. Api berhasil dipadamkan dalam waktu tiga jam setelah terlebih dahulu melumat 150 rumah petak yang terdiri dari bengkel mebel dan rumah warga.
"Kerugian kami perkirakan miliaran rupiah, karena banyak sekali kayu jati yang mahal di sana," ujar Paimin.
Dia menerangkanh, cuaca panas nan kering, serta angin yang kencang, membuat api sempat sulit dipadamkan dengan segera. Tidak ada korban jiwa dalam kebakaran besar ini.
Zulkarnaen, petugas Palang Merah Indonesia yang berada di lokasi mengatakan, sejauh ini hanya ada tiga orang korban luka bakar ringan dan tiga orang lainnya histeris.
Fahri, warga RT16/2 Kelurahan Pondok Bambu, Jakarta Timur, mengungkapkan jaringan listrik di sana memang hanya kabel yang dikait-kaitkan sehingga rentan memicu kebakaran.
Fahri juga mengatakan di lokasi tempat terjadinya kebakaran banyak terdapat bahan baku mudah terbakar seperti kayu, busa untuk furniture, spiritus, tiner dan beberapa barang rongsokan.
"Kebakaran bukan pertama kali ini terjadi. Sebelumnya tahun 2007 kebakaran juga pernah terjadi di sini, tapi kebakarannya jauh lebih besar yang kali ini," ujar dia.
Fahri mengatakan beberapa bengkel mebel di sana biasa memproduksi barang-barang nfurnitur untuk dikirimkan keluar daerah.
"Barang mebelnya ada beberapa yang disimpan dalam jadi ikut terbakar. Kemungkinan kerugian lebih dari ratusan juta kalau mengingat barang-barang mebel yang biasa diproduksi di sana, tetapi saya tidak tahu pasti," kata dia.