REPUBLIKA.CO.ID, KHARTOUM -- Dua penjaga misi perdamaian Uni Afrika -Perserikatan Bangsa Bangsa di Darfur (UNAMID) telah hilang sejak Senin, kata UNAMID Selasa.
Ini adalah insiden terbaru di wilayah yang mengalami peningkatan kerusuhan itu.
Satu pernyataan singkat UNAMID hanya mengatakan bahwa "dua dari anggota pasukan penjaga perdamaian hilang" dari kota Kebkabiya, sekitar 140 kilometer (87 mil) barat
Ibu kota negara bagian Darfur Utara El Fasher.
Baik UNAMID maupun pemerintah Sudan sedang menyelidiki keberadaan mereka, katanya.
Sumber di daerah itu mengatakan kepada AFP bahwa dua anggota pasukan penjaga perdamaian itu berasal dari Yordania.
UNAMID adalah operasi penjaga perdamaian terbesar di dunia, dengan sekitar 16.700 tentara yang inti mandatnya adalah untuk melindungi warga sipil di wilayah barat jauh Sudan di mana pemberontak dari suku-suku Afrika hitam bangkit kembali melawan didominasi pemerintah Arab Khartoum pada tahun 2003.
Konflik memuncak tahun lalu, menewaskan sedikitnya 300 ribu orang, menurut perkiraan PBB.
Pemerintah mengatakan 10 ribu orang meninggal. Bentrokan antara pemberontak dan pasukan pemerintah, penculikan, perampokan dan pertempuran antar-etnis berlanjut di wilayah tersebut, meskipun tahun lalu Khartoum menandatangani perjanjian perdamaian dengan faksi sempalan pemberontak.
PBB mengatakan 1,7 juta orang diperkirakan tetap berada di kamp-kamp pengungsi di Darfur.
Pekan lalu, perselisihan meninggalkan enam orang tewas dan 12 terluka di kota Mellit, utara El Fasher, tetapi pasukan keamanan berhasil mencegah konflik suku, kata laporan media resmi.
Sebelumnya, pada Agustus PBB mengatakan 25 ribu orang telah mengungsi di sekitar kota Kutum, di bagian lain dari Darfur Utara, setelah kerusuhan yang dimulai dengan pembunuhan seorang pejabat pemerintah.