REPUBLIKA.CO.ID, MALANG - Pelatih Arema Liga Super Indonesia (LSI) Suharno lebih memilih meninggalkan tim berjuluk Singo Edan itu ketimbang tetap bertahan hingga masa kontraknya habis pada akhir Agustus mendatang.
Direktur Arema LSI Rudi Widodo, Rabu (22/8), mengakui, pihak manajemen Arema sebenarnya sudah melakukan negosiasi ulang dengan Suharno, namun mantan pelatih Persiwa itu memutuskan untuk meninggalkan Arema.
"Manajemen sudah berusaha untuk melakukan negosiasi dengan pelatih, namun saat malam takbiran Pak Harno justru menelepon saya untuk mengucapkan selamat hari raya sekaligus pamitan," ujarnya.
Namun demikian, katanya, pihaknya tetap memberikan apresiasi terhadap keputusan Suharno, apalagi Suharno juga berjasa membawa Arema LSI bisa lepas dari zona degradasi pada musim 2011-2012.
Ia mengakui, Suharno merupakan salah satu komponen tim yang tak bisa dipisahkan dari keberhasilan Arema lolos dari jerat degradasi musim lalu. Dalam sepuluh pertandingan terakhir sebelum kompetisi berakhir, Suharno benar-benar memberikan peluang bagi Arema untuk tetap bertahta di kompetisi tertinggi di Tanah Air.
Pada awal musim kompetisi 2011-2012, Arema ditangani oleh pelatih Wolfgang Pikal. Namun, dalam beberapa kali pertandingan Arema selalu menelan kekalahan, sehingga posisinya selalu berada pada juru kunci klasemen. Setelah empat kali pertandingan, posisi Wolfgang Pikal digantikan asisten pelatihnya, Joko Susilo. Namun, kehadiran Joko belum sanggup mengubah prestasi Arema yang tetap jeblok hingga putaran pertama berakhir.
Arema pun sempat melakukan perombakan komposisi timnya secara besar-besaran. Namun itu juga tak membuat Arema beranjak dari zona degradasi. Manajemen kemudian memutuskan untuk mengganti Joko Susilo dan posisinya digantikan oleh Suharno.