REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah mulai mendistribusikan bahan bakar minyak berupa solar dan premium ke lokasi gempa terparah di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Tiga hari kemarin daerah itu terisolasi.
"Tadi sudah ada pengiriman premium sekitar 250 liter dan solar juga sekitar 100 liter ke Kecamatan Lindu," kata Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola setelah memimpin upaya perdamaian konflik antarwarga di Palu, Rabu.
Sejak gempa menghantam Kabupaten Sigi, Sabtu (18/8) petang akses darat ke Kecamatan Lindu terputus total sehingga menghentikan suplai barang ke wilayah itu. Longki mengatakan, pada Selasa (21/8) dua helikopter dikerahkan untuk mengangkut kebutuhan masyarakat korban gempa di Lindu, tetapi untuk bahan bakar minyak tidak boleh diangkut dengan menggunakan helikopter.
Dia mengatakan, akibat tidak adanya stok bahan bakar di Lindu membuat wilayah itu gelap gulita sepanjang hari. "Masyarakat di sana gelap gulita. Mau ambil bahan bakar darimana menghidupkan genset, sementara jalan terputus," katanya.
Gubernur Longki Djanggola bersama Bupati Sigi Aswadin Randalembah telah melihat langsung kondisi masyarakat di Lindu. Mereka mengunjungi lokasi itu menggunakan helikopter bantuan dari Palang Merah Indonesia (PMI).
Longki mengatakan, setelah melihat kondisi di lapangan ia mengaku prihatin karena wilayah tersebut termasuk daerah paling parah dari tiga kecamatan sasaran gema. "Tingkat kerusakannya mungkin 80 persen. Bayangkan saja rumah-rumah di Desa Tomado itu rata dengan tanah," kata Longki.
Menurut Longki akses darat ke Lindu baru bisa terbuka pada Selasa sore, namun akses jalan hanya bisa dilalui dengan kendaraan roda dua.
Ia berharap pemenuhan kebutuhan masyarakat korban gempa bisa dipulihkan secepatnya sehingga tidak mengakibatkan dampak lain seperti serangan penyakit.
Hingga saat ini kata Longki Badan Penanggulangan Bencana masih terus menyuplai kebutuhan masyarakat korban gempa di tiga kecamatan di Sigi.
Ikuti Whatsapp Channel Republika