REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sekjen Perserikatan Bangsa Bangsa Ban Ki-moon akan menghadiri KTT Gerakan Non-Blok di Teheran meskipun diprotes oleh Israel dan diseru Amerika Serikat untuk menjauh dari acara tersebut, kata seorang juru bicara PBB Rabu.
Ban akan "menyampaikan keprihatinan yang jelas dan harapan masyarakat internasional "mengenai program nuklir Iran, terorisme, hak asasi manusia dan perang Suriah", kata juru bicara PBB Martin Nesirky.
Amerika Serikat sebelumnya mengatakan bahwa pihaknya telah memberitahu Sekjen PBB Ban Ki-moon bahwa konferensi tingkat tinggi mendatang di Iran mengirim "pesan aneh" setelah Teheran melaporkan bahwa pemimpin PBB itu akan hadir.
Media negara Iran telah memberitakan bahwa pemimpin PBB itu akan mengunjungi Teheran untuk menghadiri KTT GNB pada 30-31 Agustus.
GNB yang beranggota 120 negara dibentuk pada Perang Dingin untuk menolak aliansi yang berkiblat ke Washington dan Moskow.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Victoria Nuland tidak mengeluarkan pernyataan yang mendesak Ban untuk tidak hadir, tetapi mengatakan AS memandang Iran "satu tempat yang tak cocok untuk pertemuan itu."
"Fakta bahwa pertemuan berlangsung di satu negara yang melanggar begitu banyak kewajiban internasional dan mengancam negara-negara tetangga...mengirim sinyal sangat aneh berkaitan dengan dukungan bagi tata internasional," kata Nuland kepada wartawan.
"Kami telah menyampaikan hal itu kepada negara-negara peserta. Kami juga telah menyampaikan poin ini ke Sekjen Ban Ki-moon," katanya.
PBB belum mengonfirmasi rencana lawatan Ban ke Teheran. Jika Ban tetap akan berkunjung ke Teheran, Amerika Serikat mengharapkan dia akan menggunakan lawatannya untuk menyampaikan poin itu mengenai keprihatinan besar kami sebagai satu masyarakat internasional, ujarnya.
Sementara itu seorang anggota Parlemen (Majelis) Iran, Selasa, mengatakan pertemuan mendatang GNB di Teheran membahayakan Barat, terutama kepentingan AS, di wilayah tersebut.
Abdolreza Mesri, Ketua Majelis Iran, memberitahu IRNA kestabilan negara anggota GNB akan menantang Washington.
Mesri mengatakan negara anggota GNB sejak dulu selalu membuat keputusan mengenai berbagai masalah internasional secara mandiri.
Ia kembali menyatakan penyelenggaraan pertemuan tingkat tinggi GNB di Teheran akan menjadi titik-balik bagi RepubliK Islam Iran sebab negara pengganggu, termasuk AS, telah melancarkan upaya untuk mencegah terlaksananya pertemuan itu, kata IRNA.
Negara Barat percaya pertemuan puncak GNB tersebut akan merusak kepentingan mereka di wilayah itu, kata tokoh Parlemen Iran tersebut.
Ia juga mengumumkan situasi kritis di Bahrain dan perkembangan paling akhir di Suriah akan dibahas di antara masalah lain oleh peserta pertemuan GNB --yang dijadwalkan diselenggarakan 26-31 Agustus.