REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Presiden Otoritas Palestina, Mahmud Abbas, bereaksi keras atas surat Menteri Luar Negeri Israel yang mendesak penggulingan dirinya. Abbas balas mendesak komunitas internasional untuk mengutuk surat tersebut.
Melalui juru bicaranya, Nabil Abu Rdeneh, Abbas menyebut surat Lieberman sebagai hasutan terhadap kekerasan. Surat itu juga dinilainya tidak memberi kontribusi apa pun bagi kemajuan negosiasi perdamaian antara kedua negara.
"Dia (Abbas) mendesak Israel dan komunitas internasional untuk mengutuk surat tersebut," kata Rdeneh seperti dikutip AP, Rabu (22/8).
Sebelumnya, Menlu Israel Avigdor Lieberman mengirim surat kepada kuartet mediator Timur Tengah, yakni Amerika Serikat, PBB, Uni Eropa, dan Rusia untuk menggulingkan pemerintahan Abbas dengan mengadakan pemilihan umum di Palestina.
Liberman berdalih pemerintahan otoritas Palestina yang dipimpin Abbas saat ini tidak sah. Sejak tahun 2008 lalu, Abbas menolak melanjutkan negosiasi perdamaian karena Israel menolak untuk menghentikan pembangunan permukiman di Tepi Barat dan Yerusalem bagian timur.
Israel sendiri bersikeras negosiasi harus terus dilanjutkan sejalan dengan pembangunan permukiman tersebut.