Kamis 23 Aug 2012 09:01 WIB

Inilah Keutamaan Menggandakan Ibadah di Bulan Syawal

Puasa (ilustrasi)
Puasa (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Damanhuri Zuhri

“Barangsiapa berpuasa pada bulan Ramadhan lalu diiringinya dengan puasa enam hari pada bulan Syawal, berarti ia telah berpuasa setahun penuh” (HR: Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i dan Ibnu Majah)

Ramadhan telah berlalu. Sebulan lamanya, umat Islam di seluruh dunia telah menempuh bulan pendidikan dan latihan yang sangat intensif untuk menjadi insan yang bertakwa kepada Allah SWT. Kini, kaum Muslimin memasuki Syawal, bulan pembuktian keberhasilan shaum Ramadhan.

''Ruh Ramadhan harus tetap dihidupkan dalam kehidupan sehari-hari,'' ungkap Pimpinan Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, KH Shalahuddin Wahid. Sejatinya, Syawal adalah bulan peningkatan ibadah dan ketakwaan. Pada bulan kesepuluh hijriyah ini, umat Islam diperintahkan untuk melanjutkan dan melipatgandakan amal ibadah yang telah dilakukan selama Ramadhan.

Rasulullah SAW bersabda, ''Sebaik-baik perbuatan adalah sesuatu yang berkelanjutan mudawamah walapun tidak terlalu banyak.'' Amal ibadah yang dilakukan selama Ramadhan tak boleh terputus.  ''Amaliyah Ramadhan itu bisa dilanjutkan di bulan Syawal, Dzulqaidah, Dzulhijjah sampai ke Ramadhan lagi,''  tutur Sekretaris Majelis Tarbiyah Indonesia, KH Anwar Hidayat.

Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda, ''Barangsiapa berpuasa pada bulan Ramadhan lalu diiringinya dengan puasa enam hari pada bulan Syawal, berarti ia telah berpuasa setahun penuh.'' Menurut Kiai Anwar, spirit puasa Ramadhan harus berkesinambungan.

Setelah menunaikan puasa Syawal selama enam hari, umat Islam juga bisa menunaikan shaum sunat setiap Senin dan Kamis serta puasa sunat di pertengahan bulan Hijriyah setiap tanggal 13, 14 dan 15 yang disebut ayyamul bidh. Kiai Anwar menambahkan, amaliyah lainnya, seperti, membaca Alquran, shalat malam,  membayar zakat, infak dan sedekah yang banyak dijalankan selama Ramadhan harus terus dihidupkan pada  Syawal dan bulan lainnya.

''Pada Syawal dan bulan lainnya, umat Islam bukan hanya sekedar membaca Alquran. Yang lebih penting lagi adalah memahami makna Alquran dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari,'' papar pimpinan Pesantren Daarul Ulum Sawangan, Depok, Jawa Barat  itu. Keberhasilan shaum Ramadhan dibuktikan dengan peningkatan amal ibadah pada Syawal dan bulan lainnya.

Alquran telah menjelaskan bahwa shaum Ramadhan bertujuan mencetak umat yang beriman menjadi insan bertakwa. Menurut Kiai Anwar, salah satu tanda orang bertakwa adalah memperbanyak infak dan sedekah dalam keadaan lapang dan sempit. ''Justru ujiannya tergambar setelah Ramadhan.''

Pimpinan Pesantren Tahfidz Alquran Daarul Quran Wisatahati, Tangerang,  Banten Ustaz Yusuf Mansur, juga mengungkapkan,  setelah Ramadhan berakhir, ibadah yang  telah dilaksanakan dengan penuh semangat, tak boleh padam.

''Kalau kita melihat mekanismenya, Allah SWT tidak membiarkan Ramadhan ini kosong. Buktinya, setelah Syawal ada syariat untuk puasa sunat enam hari. Itu semacam pembelajaran yang berkesinambungan buat kita hamba-hamba-Nya biar tidak pernah putus,'' papar Ustaz Yusuf.

Ia menyarankan agar tabiat-tabiat yang sudah disempurnakan pada Ramadhan, terus dilanjutkan. Kuncinya, ungkap Ustad Yusuf, tak boleh ada istilah istirahat dalam beribadah. ''Kalau istirahat satu atau dua pekan, itu susah lagi.  Kalau tidak ada jeda, langsung on nggak bakalan putus. Jadi, jangan sampai selama Syawal  ibadah kita bolong,''  imbuhnya.

Menurut dia,  semangat ibadah pasca-Ramadhan tak boleh sampai mengendur. ''Makanya, sebelum Syawal datang, harus berdoa supaya selesai Ramadhan jangan meninggalkan ibadah. Ya Allah bimbinglah kami senantiasa ingat kepada-Mu, bimbinglah kami senantiasa mensyukuri nikmat yang Engkau berikan serta bimbinglah kami mampu memperbaiki ibadah kepada-Mu).''

Kiai Shalahuddin menambahkan, ibadah itu sangat luas,  tidak hanya kepada Allah SWT, tetapi juga kepada makhluk lain, bahkan terhadap alam.  Menurut Gus Solah, puasa mendorong seseorang menjadi orang yang bertakwa. ''Ukurannya, sejauh mana ibadah  selama Ramadhan mengubah perilaku kita di bulan-bulan yang akan datang. Tentunya, perilaku terhadap Allah, perilaku terhadap manusia dan perilaku terhadap alam,'' tuturnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement