REPUBLIKA.CO.ID, CIKAMPEK -- Kurangnya kesadaran masyarakat sekitar di kawasan jalur Pantura, Jawa Barat, dalam berkendara dinilai membahayakan. Pihak kepolisian justru lebih mewaspadai kecelakaan yang diakibatkan oleh warga setempat ketimbang para pemudik.
Anggota Pospam Jatisari, AIPTU Haryanto mengatakan, warga yang biasanya bersepeda motor menempuh jarak dekat justru enggan mematuhi aturan lalu lintas. Mereka kerap kali tidak menggunakan helm dan 'ugal-ugalan'.
"Selain itu, mereka juga sering putar balik kendaraannya di sembarang tempat," kata Hary pada Republika, Rabu (23/8)
Beberapa median jalan tempat putar balik kendaraan yang ditutupi tolo-tolo memang terpantau berantakan, bahkan banyak juga yang sudah jatuh berserakan. Menurut Hary, hal tersebut membuat pihak kepolisian selalu menyisir jalan dan merapihkan barier-barier tersebut.
Hary menjelaskan, kebanyakan warga menolak untuk melintasi tempat putar balik yang sudah disediakan. Mereka beralasan, jarak yang mereka ambil justru menjadi lebih jauh. "Masalahnya, kendaraan yang melintas dari kedua jalur tersebut, sama-sama dalam kondisi kencang," kata Hary.
Angka kecelakaan tahun ini meningkat. 77 kecelakaan terjadi hingga H+1 lebaran dibanding tahun lalu yang hanya 37 peristiwa.
Untuk mengantisipasi hal tersebut pada arus balik, pihak kepolisian terlihat memberikan imbauan melalui pengeras suara.