REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Rencana peluncuran buku kisah penggrebekan Usamah Bin Laden menuai kontroversi di Amerika Serikat. Kalangan politisi Partai Republik menuding buku tersebut merupakan upaya pencitraan Presiden Barack Obama menjelang pemilu mendatang. Sementara pihak pemerintah mengklaim tidak pernah dilibatkan dalam pengerjaan buku tersebut.
Kalangan Republikan menilai buku itu adalah bukti bocornya data keamanan nasional AS. Mereka menuding pemerintah sengaja membocorkan data tersebut untuk menguntungkan citra Partai Demokrat dan Barack Obama jelang pemilu pada 6 November.
Di lain pihak, juru bicara Gedung Putih, Tommy Vietor mengklaim tidak pernah diminta melakukan review terhadap isi buku berjudul 'No Easy Day' tersebut. "Kami telah mempelajari buku itu hari ini dari pemberitaan media. Kami belum pernah mereview buku itu dan tidak tahu apa isinya," kata dia seperti dikutip Reuters, Rabu (22/8).
Hal senada diungkapkan Pentagon. Markas pertahanan AS itu menyatakan tidak pernah melakukan pemeriksaan atau membantu menyediakan informasi bagi penulis.
Sesuai regulasi yang berlaku, jika suatu publikasi mengandung materi sensitif, Departemen Pertahanan AS wajib melakukan review. "Buku ini mengejutkan semua orang di Pentagon," kata seorang pejabat senior pertahanan AS yang enggan disebut namanya.
Badan intelejen AS, CIA, pun menyatakan hal yang sama. "Sejauh yang bisa kami katakan, buku ini tidak mengadakan review pra-publikasi," kata juru bicara CIA, Preston Golson.
Buku kisah penggrebekan Usamah bin Laden itu ditulis oleh anggota SEAL yang menggunakan nama samaran Mark Owen. Penerbit, Datton, menjadwalkan buku tersebut akan dirilis bertepatan dengan peringatan peristiwa pemboman gedung WTC pada 11 September mendatang.