REPUBLIKA.CO.ID, Lebaran terindah adalah merayakan bersama keluarga di rumah, bersilaturahim, dan berkumpul dengan keluarga. Namun tidak dengan puluhan pasien dan keluarganya, yang harus tetap berada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasar Rebo, Jakarta. Mereka harus merayakan Idul Fitri 1433 Hijriah ini dengan tetap berada di rumah sakit.
Seperti Nein, yang harus berlebaran di rumah sakit demi menjaga istrinya yang terkulai lemah di ruang rawat cempaka, RSUD Pasar Rebo. "Saya di sini dari pas lebarannya. Setelah menjalankan shalat Ied, istri saya pendarahan, perutnya sakit dan sempat pingsan. Saya langsung bergegas membawa istri ke rumah sakit, karena sepertinya cukup parah," ungkap Nein, Kamis (23/8).
Beberapa hari yang lalu, Tamah, istri Nein ini habis menjalani operasi pengangkatan rahim. "Karena pendarahan yang cukup banyak, rahim istri saya diangkat. Alhamdulillah sekarang sudah mendingan, jadi tinggal pemulihan saja," papar Nein. Nein mengaku tegar, demi istrinya. " Sebenarnya sedih, tapi saya tidak mau terlihat sedih di hadapan istri," katanya.
Hal serupa juga tengah dialami oleh Erwin. Dirinya harus menjaga istrinya yang dirawat di RSUD Pasar Rebo karena mengalami pendarahan hebat setelah melahirkan anak kedua.
"Saya berlebaran di RSUD, dengan perasaan senang sekaligus sedih. Istri saya melahirkan anak kedua, seminggu menjelang Lebaran. Namun, dua hari sebelum lebaran, istri mengalami pendarahan hebat, jadi saya bawa ke rumah sakit," ujar Erwin sambil menggendong anak keduanya.
Akibat pendarahan itu, rahim istri Erwin pun harus diangkat. "Setelah melahirkan istri sempat pulang ke rumah, tapi terus mengalami pendarahan. Saya bawa ke klinik, tapi tidak ada perubahan. Akhirnya setelah di bawa ke sini, ternyata harus diangkat rahimnya," katanya.