Jumat 24 Aug 2012 03:09 WIB

Australia Bantu Korban Kekerasan 6,7 Juta Dolar

Rep: Lingga Permesti/ Red: Dewi Mardiani
Kekerasan dalam rumah tangga/KDRT (ilustrasi)
Foto: www.jkp3.apik-indonesia.net
Kekerasan dalam rumah tangga/KDRT (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri Australia, Bob Carr, Kamis (23/8) mengumumkan, Australia akan memberi bantuan sebesar 6,7 juta dolar Australia untuk mendukung kaum wanita di negara-negara berkembang. Para wanita yang dibantu adalah yang menjadi korban kekerasan atau balas dendam seperti serangan dengan air keras, pemerkosaan, dan serangan fisik.

Pengumuman ini sebagai tindak lanjut dari pembicaraan di Canberra pagi ini dengan Direktur Eksekutif Wanita PBB dan mantan Presiden Cile, Michelle Bachelet. “Australia bertekad untuk mendukung karya Wanita PBB dalam melindungi wanita dan gadis dari kekerasan, khususnya di Asia-Pasifik,” tutur Senator Carr dalam rilisnya.

 

“Kami akan bekerja sama dengan Wanita PBB untuk memberikan naungan dan konseling kepada wanita yang menderita luka parah akibat serangan dengan air keras dalam kekerasan rumah tangga di Kamboja dan Uganda," katanya.

Rata-rata, satu dari tiga wanita akan mengalami kekerasan dalam hidup mereka. Di beberapa negara, angka tersebut menjadi dua dari tiga. Sumbangan Australia itu dikucurkan dalam jangka waktu tiga tahun akan disalurkan melalui Dana Perwalian PBB untuk Mengakhiri Kekerasan terhadap Wanita. Kucuran dana itu d mulai tahun anggaran 2012-13.

Bantuan serupa diberikan kepada tiga juta wanita miskin di Indonesia dengan penyediaan pekerjaan, keluarga berencana, dan peningkatan perlindungan dari kekerasan rumah tangga. Bantuan itu sebagai bagian dari program senilai 60 juta dolar Australia di Indonesia.

Sejak berdiri, Dana Perwalian PBB untuk mengakhiri Kekerasan terhadap Wanita telah memberikan dukungan terhadap 339 prakarsa di 127 negara melalui skema hibah kecil yang berdaya saing.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement