REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri, Brigadir Jenderal Polisi Boy Rafli Amar, membantah penembakan dan pelemparan granat di pos pengamanan Lebaran di Solo terkait dengan Pilkada DKI Jakarta.
"Untuk kejadian pada 17 dan 18 Agustus untuk sementara tidak ada kaitan. Ini masalah kriminal. Kita belum melihat keterkaitan masalah tersebut dengan Pilkada," ujar Boy kepada wartawan di Mabes Polri, Kamis (23/8).
Pemilihan gubernur DKI Jakarta putaran kedua akan dilaksanakan pada 20 September. Jelang pesta demokrasi warga Jakarta tersebut muncul dugaan aksi teror di Solo, kampanye hitam yang ditujukan bagi salah satu pasangan calon gubernur dan wakil gubernur.
Seperti diketahui, Joko Widodo sebagai salah satu kandidat calon gubernur adalah Walikota Solo.
Boy mengatakan polisi belum bisa mengaitkan pelaku penembakan dan pelemparan diduga granat dengan jaringan tertentu. Dan belum ada sketsa yang memperlihatkan wajah pelaku dua peristiwa tersebut.
"Untuk masalah sketsa belum ada yang disampaikan. Yang jelas pada saat kejadian pelaku menggunakan helm. Nanti kita lihat pada pemeriksaan saksi-saksi," ujarnya.
Sejauh ini polisi sudah mengambil keterangan terhadap 13 orang saksi. Boy mengharapkan masyarakat tetap waspada terhadap aksi-aksi yang mengarah pada perbuatan terorisme.
Polisi juga meminta dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak yang mengetahui atau memiliki informasi terkait peremcanaan aksi teror, adanya orang-orang yang dicurigai sebagai pelaku atau hal-hal yang mencurigakan di wilayahnya.