REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Dalam sambutan singkatnya menjelang rapat kabinet terbatas di Istana Bogor, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menegaskan pertemuan terfokus pada upaya pemerintah untuk mengelola perkonomian nasional pada 2013 dan 2014. Ia kembali mengingatkan kondisi perekonomian dunia terutama Eropa yang belum pulih dan masih dalam masa resesi.
"Saat ini baik pada global, regional bahwa dunia kembali berada dalam resesi. Harus ada peran pemerintah yang terukur, konstruktif agar ekonomi suatu negara bisa dikelola. Paling tidak meminimalkan dampak dari resesi," katanya, Jumat (24/8).
Presiden pun mengharapkan ekonomi tahun depan dan satu tahun setelahnya bisa dikelola secara penuh dan intensif. Lebih dari itu, jangan sampai lalai karena merasa sudah tumbuh di atas 6 persen. "Kalau kita pikir seperti itu, bisa lengah dan lalai. Segala sesuatu bisa terjadi," katanya.
Karena itu pula, ia menyatakan ingin memprioritaskan enam sasaran untuk dua tahun ke depan. Yakni, pertumbuhan, penciptaan lapangan pekerjaan, stabilitas harga, mengurangi kemiskinan, ketahanan pangan, dan ketahanan energi.
"Saya sudah bicara dengan Wapres sambil menyukseskan RKP dan RAPBN, prasyarat pertumbuhan ekonomi kita tahun depan. Apakah kebijakan, regulasi, iklim diusahakan sebisa mungkin. Dengan demikian 2013-2014 kita siap menghadapi perkembangan global apapun. Kita fokus pada enam sasaran di atas," katanya.