REPUBLIKA.CO.ID, TERNATE -- Sedikitnya 100 veteran Perang Dunia II dari Amerika Serikat, Australia, dan Jepang akan hadir pada acara puncak Sail Morotai di Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara 15 September 2012. Gubernur Maluku Utara (Malut) Thaib Armiyn mengatakan di Ternate, Jumat (24/8), para veteran PD II tersebut hadir atas undangan Pemprov Malut.
Para veteran PD II tersebut, umumnya pernah bertugas di Morotai dan sejumlah daerah lainnya di Malut, seperti di Halmahera Utara. Morotai pada PD II 1945 menjadi pangkalan Sekutu di Asia Pasifik untuk menghadapi Jepang. Pemprov Malut telah menyiapkan berbagai persiapan untuk menyambut mereka, termasuk menyediakan transportasi, akomodasi, dan berbagai layanan lainnya selama di Morotai.
Khusus untuk akomodasi, para veteran tersebut sebagian akan di tampung pada rumah warga yang telah dikemas menjadi "home stay", karena penginapan di Morotai sangat terbatas. "Kehadiran para veteran PD II di Sail Morotai tersebut diharapkan akan semakin mempromosikan keberadaan Pulau Morotai sebagai salah satu objek wisata peninggalan sejarah di Malut kepada masyarakat di luar negeri, terutama dari negara asal para veteran itu," katanya.
Pemprov Malut telah pula membangun museum Perang Dunia II di Morotai yang akan diresmikan bersamaan dengan penyelenggaraan acara puncak Sail Morotai. Museum itu akan menyajikan berbagi informasi dan peninggalan PD II di Morotai.
Ia mengatakan, sejumlah objek wisata di Pulau Morotai yang memiliki keterkaitan dengan Perang Dunia II, seperti Pulau Sum-Sum dan Pulau Dodola juga telah dibenahi, terutama dari segi infrastruktur guna memudahkan para pengunjung ke lokasi itu.
Pulau Sum-Sum merupakan tempat peristrahatan Panglima Sekutu di Asia Pasifik Jendral Mc Arthur. Di pulau itu terdapat mata air tempat Mc Arthur mandi yang oleh masyarakat setempat disebut sebagai air kaca. Ia menambahkan, Sail Morotai yang akan diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tersebut akan dihadiri ribuan tamu dan undangan dari dalam dan luar negeri.