REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Lebih dari 100 tank disita dari milisi yang setia pada Muammar Ghaddafi. Menurut keterangan Kementerian Dalam Negeri, otoritas juga memburu pelaku serangan bom mobil ganda yang meledak di Libya, Ahad lalu.
Seorang pejabat kementerian mengatakan dalam laporan AFP, penyelidikan atas serangan itu membantu mendeteksi milisi yang bertindak sebagai revolusioner. Mereka umumnya berada di barak-barak di Souk al-Ahad dekat Tarhuna, 60 kilometer tenggara Tripoli.
Juru bicara Komite Keamanan Tinggi Kementerian Dalam Negeri, Abdelmonem al-Hur, mengatakan lebih dari 100 tank dan 26 peluncur rudal disita dari tangan para milisi. Menurutnya, satu orang tewas dan delapan lainnya luka-luka saat pasukan keamanan menangkap pemimpin milisi Khaled Ibrahim Krid. Dalam operasi Rabu (22/8) lalu, tiga belas orang juga ditangkap dalam operasi tersebut. Sementara tiga orang anggota milisi lainnya melarikan diri.
Sebelumnya, dua bom mobil menewaskan dua orang dan melukai empat lainnya di Tripoli. Insiden tersebut terjadi saat umat muslim bersiap melakukan shalat Idul Fitri. Bom mobil pertama meledak di dekat sebuah akademi militer di Omar al-Mokhtar Avenue. Sementara bom lainnya meledak di dekat kementerian dalam negeri.
Milisi pro-Ghaddafi ini dikenal dengan al-Katibat Awfiya atau secara internal dikenal dengan "Brigade Martir Muammar Ghaddafi". "Kami percaya Katibat membela Libya dan revolusi, namun akhirnya menjadi bertentangan," ujar al-Hur.
Milisi awal Juni lalu memblokir lalu lintas udara selama beberapa jam. Mereka memerotes penangkapan salah seorang pemimpin mereka. Al-Hur mengakui, pasukan keamanan Libya telah disusupi oleh pendukung Ghaddafi. Ia mengatakan, telah membentuk sebuah komite untuk menyelidiki hal tersebut.