REPUBLIKA.CO.ID, METRO - North Railroad, salah satu pengelola kereta bawah tanah New York, tengah mengkaji ulang layanan billboard di sejumlah jalur New Haven, New York. Hal itu dilakukan setelah bermunculannya kampanye negatif terhadap umat Islam.
Setelah dicek, billboard itu ternyata dibiayai oleh American Freedom Defense Initiative (AFDI), lembaga advokasi pendukung Israel. Saat ini, billboard tersebut dipasang di lima stasiun seperti New Haven, Greenwich, Cos Cob, Noroton Heights, Darien dan South Norwalk.
Dalam billboard tersebut terdapat slogan bertuliskan "Ini Bukan Islamofobia, tapi Islamorealisme". Di atas slogan terdapat angka 19.250, yang merupakan korban serangan tragedi 9/11. "Saya berharap, banyak orang mendapatkan pemahaman baru tentang besarnya ancaman jihad," kata Pamela Geller, anggota AFDI seperti dikutip thehispanicbussines.com, Jumat (24/8).
Geller mengatakan billboard berbiaya 10 ribu Dollar AS ini merupakan usaha untuk menyerang balik kampanye yang dilakukan komite perdamaian Palestina dan Israel dibawah pimpinan pensiunan Wall Street, Henry Clifford.
Billboard yang dibiayai komite itu berisikan materi yang mendukung perjuangan bangsa Palestina. Isi iklan itu menyebutkan sejak 1946 hingga 2010, Israel banyak merugikan Palestina termasuk menyebabkan munculnya 4.7 pengungsi Palestina. "Saya mencoba untuk memperlihatkan bagaimana penderitaan rakyat Palestina," kata dia.
Sementara itu, Geller memastikan bahwa billboard itu tidak menyudutkan umat Islam tetapi justru meminta umat Islam harus mampu menunjukan bahwa mereka bukan bagian dari teroris. Apa yang disampaikan pihaknya merupakan fakta. "Ada lebih dari 19 ribu serangan jihad sejak 9/11, tak satupun iklan mengatakan semua Muslim mendukung mereka," kata dia.
Metropolitan Transportation Authority (MTA), perusahaan induk North Railroad, mengatakan saat ini pihaknya tengah mempertimbangkan kebijakan soal iklan non komersial. "Kami membuka ruang untuk komersial dan non komersial. Melihat dari masalah yang muncul, dapat dipastikan MTA tidak memiliki kepentingan apapun," demikian juru bicara MTA.
Bulan lalu, Hakim Pengadilan Distrik AS Paul Engelmayer menilai MTA boleh menolak pemasangan iklan dengan catatan materi iklan tersebut berbau rasial dan diskriminasi terhadap agama Islam. Sebaliknya, Engelmayer berpendapat MTA dilarang menolak pemasangan iklan AFDI karena menghambat hak kebebasan berekspresi.
Tidak Pantas
Sebagian besar penumpang kereta bawah tanah jalur New Haven menilai billboard berisi materi mendukung atau tidak Israel dan Palestina atau kampanye anti Islam merupakan hal yang tidak pantas untuk diperlihatkan. "Saya merasa sangat terganggu," kata Jonathan Suarez, 31 tahun, yang ditemui di stasiun Darien.
Simone Harris, warga Norwalk, yang sehari-hari naik kereta bawah tanah menilai apa yang diperlihatkan dalam billboard merupakan contoh dari debat publik yang tidak pantas dan kurang santun. "Mereka seharusnya menunjukan rasa hormat," kata dia.
Shahzad Khawaja, Muslim Stamford, menilai sudut pandang yang diutarakan AFDI tidaklah adil. Sebab, istilah jihad dan syariah yang dipaparkan telah disalahpahami. "Kami komunitas Muslim tidak diam saja melihat masalah ini. Kami berusaha untuk menjembatani sehingga tercipta peluang saling memahami satu dengan yang lainnya," kata dia.