REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Bank Indonesia memperkirakan tingkat inflasi bulanan (month to month) pada Agustus mencapai 0,7 persen, lebih tinggi dari inflasi bulanan Juli di level sekitar 0,6 persen.
Kenaikan ini dipicu oleh perubahan harga barang saat Ramadhan dan Lebaran. Deputi Gubernur Bank Indonesia, Hartadi A Sarwono, mengatakan kenaikan inflasi pada Lebaran dalam dua tahun terakhir tidak cukup tinggi.
Hal ini karena pasokan barang memadai sehingga harga stabil. "Karena pasokannya cukup kenaikannya (inflasi) tidak setinggi tahun-tahun sebelumnya dalam dua tahun seperti itu. Perkiraan kita, month on month 0,7 persen untuk Agustus ini," ujarnya di Jakarta, Jumat (24/8).
Inflasi Agustus 2012 (year to year) dibandingkan periode yang sama tahun lalu diperkirakan sekitar 4,3-4,4 persen. "Inflasi Agustus 0,7 persen itu pun masih rendah dari historical level," ujar Hartadi. Tingkat inflasi ini diprediksi turun kembali pada September.
Tingkat inflasi hingga akhir tahun diperkirakan tetap di kisaran 0,6-0,7 persen. Hartadi mengatakan inflasi masih akan stabil meskipun pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dari prediksi sebelumnya.
"Saya kira masih di kisaran itu sehingga secara keseluruhan meskipun pertumbuhan kita lebih tinggi dari prediksi seperti di kuartal I dan II, inflasi masih akan tetap terjaga," kata dia.
Hingga akhir 2012, inflasi diperkirakan sekitar 5 persen. Target inflasi 2012 di kisaran 4,5 persen dengan deviasi 1 persen. Pertumbuhan ekonomi sendiri ditarget masih bisa di kisaran 6,3-6,4 persen, lebih rendah dari perkiraan pemerintah 6,8 persen.