Sabtu 25 Aug 2012 08:52 WIB

Ini Dia yang Bikin Kesal Saat Arus Balik

Salah satu pesawat komersial/ilustrasi
Foto: Republika/Yogi
Salah satu pesawat komersial/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN---Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Sumatera Utara Abubakar Siddik mengatakan kenaikan harga tiket pesawat dari Bandara Polonia Medan tujuan ke beberapa kota di Tanah Air dikeluhkan pemudik balik pada H+7 Lebaran.

 

"Sebab, kenaikan harga tiket yang ditentukan sejumlah maskapai penerbangan itu terkesan tidak mempedulikan kondisi para penumpang arus balik yang keuangan mereka mulai menipis, dan tidak ada lagi," katanya di Medan, Sabtu.

Sebelumnya, harga tiket Medan-Jakarta di sebagian besar maskapai penerbangan selama pascaLebaran mengalami kenaikan rata-rata minimal 40 persen.

Pada posisi harga normal, tiket Medan-Jakarta dan Jakarta-Medan umumnya masih berada di kisaran Rp 500 ribu hingga Rp 1,2 juta per orang.

Harga tiket Lion Air rute Medan-Jakarta untuk jadwal penerbangan Kamis (23/8) pagi sudah berada di kisaran Rp750 ribu atau naik sekitar Rp 200 ribu lebih dibanding pada situasi harga normal.

Meski harga tiket pesawat tergolong relatif mahal, permintaan tiket dari Medan tujuan ke beberapa kota besar di Indonesia untuk jadwal penerbangan pada H+3 hingga H+6 Lebaran 2012 meningkat tajam.

Abubakar mengatakan, kenaikan harga tiket pesawat itu, memang wajar terjadi, namun jangan terlalu tinggi hingga mencapai 40 persen.Ini jelas memberatkan para konsumen atau masyarakat yang menggunakan jasa transfortasi penerbangan tersebut.

Apalagi, jelasnya, keadaan perekonomian para pemudik sudah mulai menipis selama mudik di kampung halaman mereka.Hal seperti ini juga harus dipertimbangkan oleh maskapai penerbangan.

"Janganlah maunya menaikkan harga tiket pesawat terbang pada kondisi arus balik penumpang pada Lebaran," katanya.

Dia menambahkan, kenaikan harga tiket pesawat terbang itu, juga sudah dilakukan maskapai penerbangan saat terjadinya arus mudik Lebaran."Seharusnya pada arus balik Lebaran ini, tidak perlu dinaikkan lagi.Disinilah perlunya kebijaksnaan para maskapai penerbangan tersebut," ucap dia.

Selanjutnya Abubakar mengatakan, akibat kenaikan harga tiket pesawat terbang itu, tidak sedikit konsumen atau calon penumpang pesawat yang terpaksa mengurungkan niat mereka menggunakan jasa penerbangan tersebut.

Hal ini dikarenakan, tidak mampunya lagi sebahagian masyarakat untuk membeli tiket pesawat terbang yang harganya relatif mahal.Sehingga konsumen tersebut beralih dan memilih naik bus dari Medan tujuan Jakarta.

"Warga yang tidak jadi berangkat ke Jakarta dengan menggunakan pesawat penerbangan itu, jelas menimbulkan rasa kecewa atas kenaikan tiket tersebut," ujarnya.

Padaha, jelasnya, kehadiran maskapai penerbangan itu, bertujuan untuk membantu dan mempermudah masyarakat dan konsumen, namun kenyataannya jauh dari yang diharapkan bagi pengguna jasa transfortasi pesawat tersebut.

"Maskapai penerbangan diharapkan juga harus memikirkan keadaan situasi para penumpang mudik Lebaran, dan jangan hanya mencari keuntungan yang besar.Konsumen atau calon penumpang yang juga merupakan pelanggan tetap bagi maskapai penerbangan tersebut juga harus diperhatikan dan jangan sampai merasa kecewa," kata Abubakar.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement