Senin 27 Aug 2012 19:40 WIB

Selama Operasi Ketupat Jaya, Kebakaran Meningkat 61 Persn

Rep: Rizki Jaramaya/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Kebakaran (ilustrasi).
Foto: Antara/Fenny Selly
Kebakaran (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Selama enam belas hari pelaksanaan Operasi Ketupat Jaya 2012, Kepolisian Daerah Metro Jaya mencatat jumlah kebakaran di ibu kota meningkat sebesar 61 persen. Penyebab utama kebakaran adalah karena adanya hubungan arus pendek listrik.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Komber Pol Rikwanto, mengatakan, enambelas hari sebelum Operasi Ketupat tercatat jumlag kebakaran sebesar 33 kejadian dan selama Operasi Ketupat berlangsung jumlah kebakaran mengalami kenaikan yakni sebesar 53 kejadian. 

“Sebanyak 37 kejadian kebakaran disebabkan oleh adanya hubungan arus pendek listrik, dan 3 kejadian disebabkan karena adanya tabung gas yang meledak,” ujarnya, Senin (27/8).

Rikwanto menambahkan, sebab lain terjadinya kebakaran adalah karena warga yang membakar sampah di dekat rumah, bermain-main dengan korek api, petasan, membuang puntung rokok sembarangan, knalpot motor yang meledak, dan adanya kabel PLN yang mengenai seng rumah warga sehingga menimbulkan percikan api.

“Berdasarkan penyelidikan dari Labfor semua kejadian kebakaran penyebabnya adalah alamiah dan rasional, dalam hal ini tidak ada unsur kesengajaan,” ujar Rikwanto.

Rikwanto menjelaskan tidak ada korelasi antara kejadian kebakaran dengan adanya isu black campaign dalam Pilkada. Dia menegaskan bahwa semua penyebab kebakaran bisa dibuktikan secara alamiah dan rasional.

Sementara itu, Direktur Binmas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yosi Haryoso, mengatakan, sebelumnya pihaknya sudah melakukan sosialisasi dan upaya pemberitahuan kepada masyarakat tentang bahaya kebakaran.

“Satu bulan dan satu minggu sebelum Operasi Ketupat berlangsung kami sudah memberikan himbauan kepada masyarakat tentang bahaya kebakaran, namun  ternyata kebakaran tersebut masih saja terjadi,” ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement