REPUBLIKA.CO.ID, SAMPANG--Kerukunan antar umat beragama kembali terusik menyusul aksi bentrokan antara kaum Syiah dengan anti-Syiah di Sampang, Madura, Jawa Timur, Ahad, (27/8) kemarin.
Ulama Badan Silaturahim Ulama Pesantren Madura (BASSRA), Ali Karror, menceritakan kronologis peristiwa kerusuhan tersebut. Dia mengatakan peristiwa tersebut dipicu oleh pelemparan bom molotov oleh kaum Syiah.
Saat itu, menurut Ali, anak-anak Syiah yang dipondokkan di YAPI Bangil dan Pekalongan hendak akan berlebaran ke kampung halamannya di Sampang, Madura. ‘’Tiba-tiba, bus yang hendak menjemput mereka dihadang oleh masyarakat. Karena tidak terima, kemudian anak-anak Syiah menyerang dengan bom molotov dan terjadilah bentrokan," kata dia.
Melihat kejadian itu, warga Suni dari luar desa pun akhirnya berdatangan. Karena banyaknya massa, aparat kepolisian menjadi kewalahan dalam mencegah bentrokan tersebut.
Menurut Ali, BASSRA sebenarnya akan bertemu dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang dalam waktu dekat. Mereka akan mengadakan pertemuan untuk membahas masalah aliran Syiah di wilayah tersebut. Namun, konflik akhirnya terlanjur pecah sebelum pertemuan itu.
Akibat konflik tersebut, dua orang dinyatakan tewas, lima orang luka dan empat di antara korban luka dalam kondisi kritis. Korban tewas diketahui bernama Hamama, (40 tahun) dan adiknya yang bernama Thohir, (35). Kedua korban merupakan warga penganut Syiah.