REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Gerakan Non-Blok (GNB) 2012 di Teheran ditutup dengan pembacaan dokumen laporan kesimpulan sepanjang 700 paragraf. Dalam laporan tersebut, GNB kembali mengingatkan dunia akan ancaman senjata nuklir yang dimiliki Isreal.
"Dokumen tersebut menyeru seluruh pihak untuk menindaklanjuti implementasi proposal yang diajukan Iran tahun 1974 untuk menciptakan Timur Tengah yang bersih dari senjata nuklir. Dokumen tersebut juga mengungkapkan keprihatinan yang mendalam terhadap senjata nuklir yang dikuasai Israel serta mengutuk upaya proliferasi dan kepemilikan senjata nuklir," kata Sekertaris pertemuan tingkat ahli GNB, Mohammad-Mehdi Akhoundzadeh, seperti dilansir Press TV, Senin (27/8).
Terkait krisis Suriah, para ahli GNB mengutuk sanksi sepihak Amerika Serikat dan invasi militer terhadai Suriah tahun 2008. Para ahli mengapresiasi upaya komunitas internasional yang dipimpin utusan PBB Lakhdar Brahimi dan pendahulunya, Kofi Annan, untuk mengatasi gejolak di Suriah.
"Negara-negara anggota GNB mengungkapkan keprihatinan yang dalam terhadap taktik penjatuhan sanksi ekonomi yang kejam terhadap negara berkembang. Kami menegaskan bahwa sanksi ekonomi sepihak telah menginjak-injak hak-hak dasar penduduk negara yang menjadi korban," tandasnya.