REPUBLIKA.CO.ID, PAGARALAM – Lima kecamatan di Kota Pagaralam, Sumatera Selatan, sejak sebulan terakhir kekeringan, sehingga warga kesulitan mendapatkan air untuk mengolah lahan pertanian dan kebutuhan hidup sehari-hari.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari warga terpaksa mengambil dari sumber air Lematang berjarak sekitar tiga hingga puluhan kilometer dari pemukiman, karena sumur juga banyak yang kering.
Menurut Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Hery Mulyono, kekeringan yang terjadi di Pagaralam disebabkan banyaknya hutan mengalami kerusakan terutama di daerah hulu sungai kawasan Gunung Dempo.
Sementara itu, Kapolres Kota Pagaralam, AKBP Abi Darrin, mengatakan memang ada laporan jika puluhan hektare hutan lindung di daerah Gunung Dempo justru sudah beralih pungsi menjadi lahan dan anehnya lagi bersertifikat.
"Pemerintah setempat harus tegas karena sejak hutan lindung dirambah Pagaralam mulai mengalami kekeringan, bahkan air terjun Curup Embun dan Curup Mangkok sudah kering, karena hutan di kaki Gunung Dempo sudah rusak," katanya, Selasa (28/8).
Ia mengimbau warga tidak melakukan perluasan ladang di daerah hutan larangan atau lindung karena dapat mengancam ribuan warga Pagaralam.