REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Sistem pendidikan di Indonesia khususnya pendidikan Agama Islam harus direformulasi agar lebih mengena dan tidak hanya mengajarkan Islam secara ritual semata.
"Selama ini telah terjadi kesalahan sistem pendidikan, khususnya pendidikan agama Islam yang hanya mengajarkan Islam secara ritual saja. Padahal banyak hal yang bisa diajarkan termasuk amal sholeh," kata Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, Prof Dr Imam Suprayogo, Selasa.
Konflik kekerasan agama yang terjadi di Sampang, Madura, katanya, merupakan salah satu contoh dari kesalahan sistem pendidikan Agama Islam yang hanya mengajarkan ritual saja.
Padahal, lanjutnya, pendidikan Agama Islam juga mengajarkan banyak hal yang juga penting dan jauh dari sekedar ritual semata. Seperti, ilmu pengetahuan, keadilan, toleransi, hubungan antarmanusia serta amal sholeh yang sangat jarang disentuh.
Bahkan, tegasnya, seharusnya kehadiran agama di dunia itu bisa membawa perdamaian dan kedamaian bagi umat manusia. Namun, faktanya masih banyak konflik agama yang mewarnai kehidupan antar sesama makluk Tuhan.
Oleh karena itu, tegas Imam, pihaknya berharap ada reformulasi dalam sistem pendidikan Agama Islam. "Kami berharap semua pihak bisa membantu merumuskan formulasi yang tepat agar ke depan konflik-konflik agama seperti ini bisa diminimalkan, bahkan dihapus sama sekali," tegasnya.
Peristiwa penyerangan kelompok minoritas Islam Syiah di Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Sampang, Madura terjadi Minggu (26/8) sekitar pukul 11.00 WIB.
Kasus penyerangan kelompok Islam Syiah di Dusun Nanggernang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Sampang, Madura tersebut merupakan kali kedua dalam dua tahun terakhir ini.